Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arifin, Si Pembuat Miniatur Perahu Tradisional

15 Agustus 2018   17:32 Diperbarui: 15 Agustus 2018   17:48 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arifin, perajin miniatur unik/dokpri

Seorang perajin  asal Purwakarta, Jawa Barat, membuat miniatur perahu termasuk perahu pinisi yang bernilai seni dan mahal. Karyanya , bukan hanya diminati  warga Indonesia saja, tapi juga warga Malaysia.

"Semula, peminatnya hanya penggemar karya seni dari Indonesia saja, tapi belakangan, ada juga yang berminat dari luar negeri, yakni Malaysia," kata Arifin, demikian nama sang kreator tersebut.

Ketika  ditemui di rumahnya,  Blok D 45 Perumahan Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Desa Jatimekar Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Arifin tengah  bekerja membuat sebuah perahu ukuran besar. Seseorang di Palembang, imbuhnya, memesan perahu Sriwijaya yang harus segera selesai dalam beberapa hari ke depan.

Arifin menjelaskan, pesanan perahu memang tidak pernah surut sehingga dia hampir tiap hari berproduksi. Namun  demikian, dengan alasan untuk mempertahankan kualitas, dalam seminggu ia jarang memproduksi barang dalam jumlah banyak. Ia mengaku, dalam satu minggu hanya  membuat miniature  perahu ukuran besar dua unit, dan ukuran kecil 10 unit.

"Membuat kerajinan  banyak sebenarnya bisa saya lakukan dalam satu minggu. Tapi tidak saya lakukan karena ingin hasilnya baik," ujarnya.

Arifin, sebenarya sudah lebih dari 12 tahun focus membuat miniatur perahu tersebut. Namun ia mulai merasakan buah dari kreatifitasnya  baru dalam tujuh tahun terakhir, yang ditandai dengan meningkatnya kehidupan keluarganya. 

Itu terjadi, setelah miniatur perahunya semakin terkenal dan banyak dipesan peminat barang kerajinan model perahu tradisional seperti Pinisi dari Bugis, Lancang Kuning dari Riau, Mapapahit dari Jawa, Sriwijaya dari Palembang dan lain sebagainya.

Lalu, berapa harga satu miniaturnya? Menurut Arifin, tergantung ukuran dan tingkat kerumitannya. "Namun saya menjualnya biasanya dengan harga ratusan ribu  hingga jutaan rupiah," ucapnya.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun