Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Banjar dan Tradisi Membatik

10 Agustus 2018   10:19 Diperbarui: 10 Agustus 2018   11:03 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
batik kota banjar/jabarprov

Tradisi membatik pernah hidup di Kota Banjar, Jawa Barat. Sekelompok masyarakat di sebuah tempat yang dinamakan Pataruman, sangat mahir membatik dengan bahan alam dari pohon bernama tarum.

Setidaknya begitulah kata tokoh masyarakat Kota Banjar dari Batulawang, Demang Wangsafudin, suatu ketika di rumahnya.

Ia bercerita,  jauh sebelum Indonesia merdeka, di Banjar (Banjar Patroman), ada beberapa kelompok masyarakat yang mahir membatik. Konon,  kemampuan membatik warga Banjar itu diperoleh dari pendatang dari Jawa Tengah, atau warga Jawa Tengah yang sengaja dikirim oleh kerajaan  Mataram, untuk memberikan pelatihan membatik ke warga Banjar .

Batik hasil karya warga Banjar itu (beberapa di antaranya disimpan oleh Demang), cukup terkenal, bahkan hasilnya bisa memberikan penghidupan yang pantas kepada sekelompok warga Banjar.

Dalam perkembangannya, warga Banjar yang terampil membatik itu --sebelum Indonesia merdeka, semakin banyak saja. "Warga yang terampil membatik itu diam di wilayah tertentu yang kemudian menjadi Pataruman, atau tempat membuat batik dari pohon Tarum," kata Demang yang juga sengaja menanam pohon Tarum di halaman rumahnya, tak jauh dari makan ayahnya, seorang "inohong" dan pendiri Batulawang.

Akan tetapi, entah karena apa, setelah merdeka apalagi setelah Ciamis dipimpin oleh Bupati yang kurang memberikan perhatian kepada Banjar, lambat laun, pembatik di Pataruman mulai berkurang. Bahkan di kemudian hari, tidak ada samasekali.

Yang ada sekarang, hanya cerita dan beberapa bukti batik, yang beberapa di antaranya disimpan di rumah Ki Demang di Batulawang. "Bukti bahwa di Banjar ada tradisi membatik ini, saya peroleh dari orang tua, selain berdasarkan hasil pencarian," ujarnya.

Banyak yang berharap, Pemerintahan di Kota Banjar sekarang, berusaha menghidupna kembali tradisi membatik tersebut, dengan semangat untuk membangkitkan perekonomian dan memperluas lapangan kerja di Banjar.

Akan tetapi, yang perlu disesalkan, hingga sejauh ini, ternyata belum ada  hasil menggembirakan yang bisa mengangkat citra Kota Banjar sebagai kota yang memiliki tradisi membatik. Usaha yang sedikit lebih ekstra, sepertinya perlu diupayakan lagi oleh pengambil kebijakan di Kota Banjar.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun