Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Semalam, Seorang Atlet Paralimpik Berjalan Pincang

6 Agustus 2018   08:54 Diperbarui: 6 Agustus 2018   09:12 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enam atlet paralimpik ke Jakarta/dokpri

Setelah bermalam di Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat dekat perbatasan Kabupaten Purwakarta, perjuangan enam atlet paralimpik Jawa Barat untuk menemui Presiden Joko Widodo, pagi ini dilanjutkan.

"Mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencana," kata pendamping para atlet, Andri Kantaprawira kepada penulis melalui pesan whatsaap semalam.

Dalam pesannya, tokoh dari Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis) itu juga menyebutkan,  akibat perjalanan panjang dari Cimahi kemarin, seorang atlet,  Farid Sordin agak pincang. Namun dia berharap, kakinya normal kembali, karena saat istirahat semalam, mendapat perawatan intensif.  Sementara yang lainnya, relatif tidak ada masalah.

Keenam atlet paralimpik itu mulai berangkat menuju Jakarta dari GBLA Gede Bage, Kota Bandung, Sabtu (4/8) pagi. Setelah menempuh perjalanan  selama 11 jam, mereka tiba ti Kota Cimahi sekitar pukul 21.00 dan menginap di Gedung DPRD Kota Cimahi.

Selepas dari Cimahi, Minggu kemarin sedianya bisa sampai di Purwakarta. Akan tetapi karena rutenya berat dan karena terlalu riskan bila perjalanan dipaksakan, sebelum tiba di Purwakarta, perjalanan  akhirnya dihentikan.  

"Tim akhirnya istirahat di Mesjid Baiturahman, sekitar 4 km ke perbatasan Purwakarta," jelas Andri.

Andri berharap para atlet yang terdiri dari Farid Surdin, Ganjar Jatnika, Asri, Junaedi, Elda Fahmi dan Sony Satrio itu mendapat dukungan dari warga agar tetap semangat dan ceria dalam perjalanan.

"Dukungan sekecil apapun sangat berarti bagi mereka agar perjuangannya berhasil," tegasnya seraya berharap pejalanan dari Cikalong Wetan menuju Jakarta hari ini, tidak mendapat kendala.

Aksi jalan kaki enam atlet paralimpik  tersebut berawal dari keharusan atlit paralimpik peraih medali emas menyetor kepada NPCI  (National Paralimpic Committee of Indonesia) Pusat dan Jabar sebesar  25 persen dari  bonus yang diterima --yang kalau ditotalkan sebesar Rp 1,7 miliar rupiah.

Merasa tidak ada dasar hukumnya,  para atlet menolak. Selain tidak ada dasar hukum, bonus tersebut dianggap merupakan hak atlet. Keenam atlet tersebut adalah Farid Surdin, Ganjar Jatnika, Asri, Junaedi, Elda Fahmi dan Sony Satrio.

Di luar perkiraan, setelah menolak menyetor 25 persen dari bonus, para atlet peraih medali emas itu,  ternyata dicoret dan tidak dipanggil mengikuti berbagai event paralimpik selanjutnya, yakni ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur dan Asian Para Games 2018 di Jakarta.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun