Anak Domba Allah !" (Yoh 1:36). Seruan itu mendorong kedua murid Yohanes meninggalkan dia dan mengikut Yesus.
Lagi-lagi Yohanes Pembaptis menekankan upaya kerasnya memperkenalkan Yesus dari Nazaret dengan mengulangi dan mengulangi seruannya, "Lihatlah"Aku tahu ada makna mendalam dalam pertanyaanmu kepada kedua murid itu, 'Apakah yang kamu cari ?' (Yoh 1:38), Guru. Sudikah Engkjau menjelaskan kepadaku ?" pintaku kepada Guru. Guru menghentikan langkahNya dan mengajakku duduk di rerumputan di bawah pohon ara. "Kau tahu, Nak, selama ini, di sepanjang sejarah, ada begitu banyak orang ingin mengikuti para rabi, terutama para rabi terkenal dan termasyhur, karena mereka juga ingin terkenal dan termasyhur pada gilirannya. Dan, tentu bukan hanya itu, mereka berpikir jauh ke depan, ada segala manfaat dan keuntungan yang bisa didapat di balik keterkenalan dan kemasyhuran itu."
"Karena itu Engkau sesungguhnya mempertanyakan motivasi mereka pada saat mengikutiMu ? Engkau mempertanyakan, apa yang sesungguhnya mereka inginkan, mereka cari, mereka rindukan, mereka kejar ?" tanyaku lagi. "Tepat, Nak. Mengapa Aku melakukan itu ? Karena Aku bukanlah rabi seperti yang selama ini mereka dan orang banyak kenal ! Aku bukanlah rabi yang menjanjikan segala yang menguntungkan, segala yang memberi kenyamanan duniawi, segala yang mendatangkan kecukupan, bahkan kemewahan dan kelimpahan dalam kehidupan jasmani, bagi para muridKu."
"Jadi, engkau rabi yang seperti apa ?" "Aku adalah rabi yang mengajarkan kepada para muridKu kesediaan dan kesiapsiagaan, karena 'Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku' (Mat 16:24). Dan itu artinya, pengikutKu, muridKu, dia yang mengikuti Aku, harus berupaya mengubah hidupnya mendidik hasratnya, mengarahkan jiwanya, dan menjadikan dirinya sungguh-sungguh memiliki minat, bahkan lebih dari itu, gairah, terhadap hal-hal yang menjadi fokus utama dalam pelayanan kasihKu, yaitu mengasihi dunia dan segala isinya, dan tentu juga saling mengasihi, menggenggam erat kebenaran, mengorbankan kepentingan diri sendiri, mengupayakan kesembuhan bagi sesama baik jasmani maupun rohaninya, memberi makan dan pakaian bagi yang membutuhkan, saling mengampuni dalam kasih, hidup berkelimpahan dalam damai sejahtera, tekun berdoa, dan tekun pula dalam kehidupan berkomunio yang benar, komunitas yang saling memahami, saling peduli, dan saling membantu untuk memiliki kemampuan bertahan hidup, dan bukan hanya memberi. Dan, 'Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar' (Yoh 14:12)."
"Dan setelah bertanya, 'Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal ?' (Yoh 1:38), dan setelah Engkau menjawab, 'Marilah dan kamu akan melihatnya' (Yoh 1:39), mereka tinggal bersamaMu ?" Guru mengangguk, "Ya. Mereka 'belajar' untuk tinggal bersamaKu, melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, rabi seperti apakah Aku ini, apa yang sesungguhnya Kulakukan, dan betapa berbedanya Aku dengan para rabi lain !" Aku menyambung percakapan dengan Guru, "Tapi justru setelah itu, Andreas dengan percaya diri membawa Simon, saudaranya, untuk juga mengikuti Engkau karena dia yakin, 'Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)' (Yoh 1:41) ?"
"Ya, dan sekarang Aku sedang menantikan akan bagaimanakah 'warna' perjalanan mereka bersamaKu, akankah mereka sanggup berjalan terus pada jalan-jalan, bahkan dalam lorong-lorong, yang akan Kutempuh, dan akankah mereka sampai di ujung jalan dan lorong itu. Begitu pula engkau, Nak ..... !" Aku terduduk diam dan hatiku berbisik, "Aku, Tuhan ..... ?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H