Bereshit' mengawali tulisan suci dalam Injil yang ditulis oleh Rasul Yohanes. Kalimat pertama dalam Injil Yohanes berbunyi, "Pada mulanya (Bereshit) adalah Firman;" (Yoh 1:1). Kata yang sama, Bereshit, juga mengawali tulisan suci dalam kitab pertama Pentateukh, Kitab Kejadian, yang dalam Bahasa Ibrani juga dinamai Kitab Bereshit, sesuai dengan kata pertama dalam kitab itu, "Pada mulanya (Bereshit) Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej 1:1).
Kata 'Pada awal tulisannya ini, Rasul Yohanes mengajak pembaca 'membuka mata' untuk memahami bahwa Firman itu telah ada sejak awal mula, dari keabadian, bersama-sama dengan Allah, dan bahwa Dia adalah Allah sendiri yang keberadaanNya pada awal mula itu dinyatakan setiap kali dikatakan, "Berfirmanlah Allah : ..." Firman itu pula yang ikut berperan dalam penciptaan alam semesta pada awal mula karena "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan" (Yoh 1:3). Selanjutnya Yohanes memaparkan bahwa sebelum kedatangan Sang Firman, dunia diselimuti dengan kegelapan dalam berbagai bentuknya, hingga 'kematian', dan Dia datang membawa kehidupan karena "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia" (Yoh 1:4). Dan Sang Firman itu adalah Terang yang Maha Luar Biasa, yang bercahaya di dalam kegelapan dunia dan kegelapan dunia itu tidak mampu menguasaiNya !
Jadi, Terang itu sesungguhnya sudah ada di dalam dunia sejak awal mula, bahkan dunia dijadikan olehNya, tetapi kegelapan menyebabkan dunia tidak mengenalNya, dan milik kepunyaan yang telah diciptakanNya menolak Dia ! Penolakan terhadap kehadiranNya itu antara lain tergambar pada peristiwa inkarnasi dalam kelahiranNya di Betlehem, pada saat Dia dibungkus dengan lampin dan dibaringkan di dalam palungan, tempat makanan ternak, "karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan" (Luk 2:7). Juga pada saat itu, kelahiranNya disambut 'hanya' oleh para gembala sederhana dan orang-orang asing yang kafir, Para Majus dari Timur', dan entah di manakah Para Pembesar Agama Yahudi dan Para Pemimpin Politik pada waktu itu, yang seharusnya tidak jauh dariNya, berdiam di Kota Daud Yerusalem, yang hanya berjarak kira-kira 10 kilometer dari Betlehem. Dalam masa-masa itu juga Herodes malah ingin membunuhNya !
Ya, milik kepunyaanNya tidak mengenal, bahkan menolak Dia, walaupun Yohanes yang diutus Allah sebagai Bentara Sang Firman, "datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya" (Yoh l:7). Akhir kehidupan manusiawiNya juga begitu dramatis, "Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Sambil memikul salibNya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka ..." (Yoh 19:16-18), dan kemudian, "Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya" (Yoh 19:30) di atas kayu salib itu.
Aku menutup Perikope Injil Yohanes itu ketika tahu-tahu Dia sudah ada di belakangku, "Dengan siapakah engkau menyamakan dirimu, Nak, mereka yang menolak atau yang menerima Aku ?" Sebelum aku sempat menjawab, Guru telah berujar lagi, "Aku sangat mengenal engkau dan Aku tahu, engkau belum sepenuhnya mampu menerima Aku dalam segenap waktu hidupmu yang tak jarang begitu berat, sama seperti saudara dan saudarimu yang lain. Karena itulah Aku mengutus kalian, satu persatu dan bersama-sama, untuk saling mengenal, saling memahami, dan pada gilirannya, "saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12) karena "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15:13)."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H