Hari Raya Paskah" (Luk. 2:41). Apa yang dilakukan oleh orang tua Yesus itu sesuai dengan perintah Tuhan untuk merayakan Pesach, "Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi Tuhan, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah Tuhan, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam" (Ul 16:1). Kebiasaan baik yang menunjukkan kesalehan dan ketaatan ini terus berlanjut hingga pada musim semi tahun itu, di saat Yesus berusia dua belas tahun, Keluarga Yusuf bersama kerabat dan teman-teman mereka, juga mengadakan perjalanan ke Yerusalem.
"Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem padaLihatlah, betapa Keluarga Kudus adalah keluarga yang saleh dan taat pada Hukum Tuhan, Taurat. Dan Yesus, dalam hari-hari yang dijalaninya, sejak kembali dari Mesir setelah penyingkiran, hingga usia dua belas tahun ini, dibesarkan sebagai Orang Yahudi yang juga saleh dan taat. Yusuf dan Maria membesarkan Yesus dengan banyak belajar sekaligus mempraktikkan berbagai hal dalam Tradisi, Budaya, dan Agama Yahudi. Dan ini lazim dalam Keluarga-keluarga Yahudi. Semua anak laki-laki Yahudi harus diajari mengenai hukum dan kitab suci, agar kelak mereka siap menghadapi usia dewasa yang bertanggung jawab. Pada saat itu, kepada anak laki-laki Yahudi akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dalam praktik keagamaan. Dan itu dicapai dalam usia tiga belas tahun. Â
Usia Yesus dua belas tahun saat itu, usia untuk mempersiapkan diri dalam Bar Mitzvah. Bar Mitzvah, dari kata Bar, Bahasa Aram, berarti 'anak', dan Mitzvah berarti 'perintah' dalam Bahasa Ibrani. Jadi Bar Mitzvah adalah upacara inisiasi keagamaan seorang anak laki-laki Yahudi yang telah mencapai usia 13 tahun dan dianggap telah siap untuk menjalankan ajaran agama dan memenuhi syarat untuk mengikuti ibadah umum dan sejak saat itu mereka menjadi 'anak perintah'. Jadi, setelah saat itu, seorang remaja laki-laki Yahudi bisa berpartisipasi penuh dalam kehidupan religius di sinagoga.
Semua proses yang dijalani pada Hari Paskah ini bisa makan waktu sekitar dua minggu, dimulai dengan perjalanan dari Nazaret menuju Yerusalem, melaksanakan upacara-upacara, hingga kembali lagi Nazaret. Namun, kali ini waktu yang dibutuhkan Keluarga Kudus menjadi lebih lama. Mengapa ? Karena, "Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuaNya" (Luk. 2:43). Bagaimana mungkin mereka tidak tahu ? Karena Yusuf berjalan bersama dengan kaum pria dan Maria bersama kaum wanita. Jadi mereka terpisah, sementara anak-anak boleh ikut dalam rombongan ayah atau ibunya. Â Maka Yusuf berpikir bahwa Yesus ada bersama Maria dan Maria berpikir sebaliknya. Di saat mereka bermalam, barulah mereka sadar, Yesus tidak ikut pulang bersama rombongan itu !
Tentulah orang tua Yesus berupaya mencari Dia, bahkan setelah tidak menemukanNya di antara kaum keluarga dan kenalan mereka, sehari perjalanan jauhnya, mereka 'terpaksa' kembali ke Yerusalem. Mujurlah, setelah mencariNya dalam tiga hari, suatu proses pencarian yang sungguh makan waktu dan tentu saja sangat melelahkan, fisik dan mental, Yusuf dan Maria "menemukan Dia dalam Bait Allah" (Luk. 2:46).
Apa yang dilakukan Yesus di Bait Allah sangat mencengangkan, Dia sedang, dengan tenangnya, duduk di situ, di antara alim ulama, seakan tidak terjadi apa-apa pada ayah dan ibuNya ! Dan Ia bukan hanya duduk di antara mereka, Ia duduk "sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka" (Luk 2:46). Ternyata Yesus memilih tahun ini, tahun persiapan kedewasaan ini, untuk tetap tinggal di Bait Allah beberapa saat, dan 'beberapa saat' itu cukup untuk membuat "semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya" (Luk 2:47). Ya, Yesus membuat semua orang, bahkan para alim ulama, takjub akan kecerdasan dan semua jawaban dari seorang remaja dua belas tahun, yang, tentu saja juga menggambarkan peran Yusuf dan Maria bagi tumbuh kembangNya dalam Keluarga Kudus !
Spontan Maria menyatakan perasaan dirinya dan Yusuf, "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami ? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau" (Luk 2:48). Namun, kita dengar jawabanNya, "Mengapa kamu mencari Aku ? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam Rumah BapaKu ?" (Luk 2:49). Sejatinya, sejak diberi kabar oleh Malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung, Maria belum mengerti sepenuhnya apa arti semua peristiwa yang dialaminya bersama Yusuf, dan kemudian bersama Anak itu, bahkan hingga sekarang, "Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakanNya kepada mereka" (Luk 2:50).
Di akhir refleksiku, aku berkata kepadaNya, "Sulit bagiku untuk memahami mengapa Engkau berbuat demikian sehingga perasaan Ibu Maria dan Bapa Yusuf saat itu bercampur aduk, Guru." Dengan amat tenang Dia menyahutku, "Sesungguhnya pada saat itu, justru di dalam Rumah BapaKu, Aku memberikan pengajaran kepada Ibu Maria dan Bapa Yusuf bahwa merekapun, seiring waktu, harus terus berproses dan bertumbuh untuk mengenal Sang Putra yang sekaligus adalah Tuhan mereka. Dan, engkau, tentu juga harus berproses dan terus bertumbuh seperti dan bersama mereka, Nak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H