Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pengalaman Imajiner dengan Yesus : Lukas 1:30-45, Maria dan Yusuf adalah Teladan Kesempurnaan Menjalani Masa Adven.

21 Desember 2024   17:04 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:35 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.oursundayvisitor.com/how-old-was-joseph-when-he-married-mary/

Setelah bercakap-cakap dengan Malaikat Gabriel yang membawa kabar mengejutkan itu, Maria tenggelam dalam pasrah cinta bukan hanya kepada Kehendak Allah yang telah memilih dan menetapkannya menjadi perawan yang akan menepati FirmanNya, "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yes 7:14), tetapi juga terhadap keputusan Yusuf, tunangannya. Walaupun Maria sangat mengenal siapa pemuda dikaios itu, namun Maria juga bersiap untuk menerima, apapun keputusannya !

Namun, apa yang dilakukan Yusuf selanjutnya bisa jadi sangat mengejutkan bagi Maria. "Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, ..." (Mat 1:24). Ternyata Yusuf memutuskan untuk mengubah keputusannya sendiri dan menyesuaikannya dengan kehendak Allah. Apakah Allah melalui malaikat memaksa Yusuf ? Sekali-kali tidak ! Namun, melalui malaikat, Putra Allah yang akan hadir ke dunia, membuat Yusuf belajar untuk mengambil keputusan yang paling tepat. Disadari atau tidak, Yusuf kembali dan kembali menjadi 'murid' Sang Putra, Sang Firman, yang telah ada sejak awal mula. Dan, Yusuf, dengan ketulusan hati dan kejernihan pikirannya, menuruti kehendak dan rencana Allah. Dengan kehendak bebas Yusuf memberikan diriNya agar bisa dipakai Allah sebagai alatNya. Yusuf memutuskan, secara bebas dan merdeka, ikut ambil bagian dan peran dalam perjalanan kehidupan Mesias yang akan dilahirkan Maria.

Pastilah Maria sangat terharu saat mengetahui bahwa Yusuf mengorbankan kepentingan pribadinya, kehormatan, harga diri, dan martabatnya sebagai seorang laki-laki, serta hak hukumnya untuk menghindari tanggung jawab atas apa yang tidak diperbuatnya dan dengan demikian dia bisa menceraikan Maria. Sekali lagi, Maria tahu, Yusuf mendengarkan Allah dengan segenap hati dan jiwanya. Sekali lagi, Maria juga tahu, Yusuf adalah mempelai yang sangat tepat baginya dan ayah duniawi yang sangat tepat pula bagi Janin Maha Kudus dalam kandungannya.

Yusuf memutuskan untuk segera melanjutkan pertunangannya dengan Maria atau kiddushin, ke tahap berikutnya, nissuin atau pernikahan. Kapan nissuin Yusuf dan Maria diadakan ? Kemungkinan pada "... bulan yang kedua belas--yakni Bulan Adar ..." (Est 9:1) yang disenangi sebagai salah satu waktu favorit untuk pernikahan karena dipercaya sebagai 'bulan keberuntungan' Bangsa Yahudi.  Kedua hari, hari keempatbelas dan kelimabelas dalam Bulan Adar itu, merupakan hari-hari istimewa. Pada hari istimewa itu, Yusuf dan Maria melangsungkan upacara di sinagoga dan mengucapkan sumpah pernikahan mereka di hadapan seorang rabi menurut ritual Agama Yahudi. Tentunya upacara ini disaksikan pula oleh sesama Orang Yahudi yang menjadi jemaat sinagoga lokal. Upacara ini dilanjutkan dengan perayaan pernikahan. Aku membayangkan bahwa pada saat itu aku hadir di sana ikut merasakan, kegembiraan desa kecil Nazaret pada hari pernikahan kudus itu. Maria, sang pemudi, dengan segenap kecantikannya, mengenakan kerudung, menyambut mempelai prianya, Yusuf, sang pemuda 'dikaios'. 

Dilandasi rasa kebersamaan dan persaudaraan, seluruh penduduk Nazaret akan berpartisipasi dalam upacara Yahudi yang kaya akan simbolisme dan ritual, yang takkan terhapus dari ingatan semua orang. Semua orang mengenakan pakaian terbaik mereka dan memasuki ruangan sembari memuji pengantin wanita, bukan hanya kecantikannya tetapi lebih dari itu, perilaku perawan kudus itu, "Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia Tuhan" (Ams 19:14). Dalam upacara dan perayaan pernikahan itu, para tetua kota menutupi kepala mereka dengan kerudung putih sebagai simbol martabat yang tinggi, tanda bahwa mereka memiliki wibawa dan pengaruh untuk dihormati dan didengarkan. Pada hari yang membahagiakan itu, anak-anak menerima permen dengan madu dan kacang-kacangan karena itu adalah hari yang harus diingat semua orang.

Pengantin pria, Yusuf, tak kalah bahagianya. Ia menawarkan hadiah kepada Maria, pengantin wanita, hadiah yang sangat penting. Dan semua orang ingin tahu apa itu, berapa banyak dan seberapa besar cinta mempelai pria kepada mempelai wanita. Sejak saat itu, Yusuf dan Maria meninggalkan rumah bapa dan ibu masing-masing untuk tinggal bersama di rumah mereka. Dan ada satu hal yang tak pernah boleh dilupakan, pernikahan Yusuf dan Maria memiliki tujuan yang sangat luhur, ikut serta dalam pemenuhan Rencana Keselamatan Allah, melalui Janin Kudus yang dikandung Maria !

Tugas pertama Yusuf sebagai suami tidaklah ringan, mengantarkan Maria "berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda" (Luk 1:39). Yusuf tidak mempersoalkan beratnya perjalanan yang akan mereka tempuh, lamanya waktu yang akan mereka habiskan, bahkan berapa besar biaya yang akan dikeluarkan. Yusuf juga percaya akan kesehatan dan kekuatan Maria yang sedang hamil dalam trimester pertama. Dan ia harus melindungi Maria dan Janin Kudus di dalam rahimnya di sepanjang perjalanan itu.

Guru berujar lembut di telingaku, "Sejak saat nissuin itu, Ibu Maria, bersama Bapa Yusuf yang telah resmi menjadi suaminya, menjalani Masa Adven bersama, bersama-sama menantikan KedatanganKu di Betlehem kelak, Nak. Dan mereka adalah teladan kesempurnaan dalam menjalani Masa Adven !"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun