Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Cell Memang Bermanfaat, Tapi, Yang Mana ... ?

20 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 20 Desember 2024   14:31 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://biz.kompas.com/read/2017/05/15/142158828/pahami.lebih.dalam.keajaiban.stem.cell

Para pakar kedokteran di seluruh dunia selalu berupaya agar berbagai gangguan kesehatan dan penyakit, cepat atau lambat, dapat 'dikuasai', paling tidak 'dikendalikan'. Salah satu inovasi yang terus dikembangkan adalah pengobatan berupa terapi stem cell, yang dalam Bahasa Indonesia disebut sel punca atau sel induk. Para ahli begitu getol melakukan penelitian tentang stem cell karena mereka meyakini, terapi ini dapat menjadi harapan baru bagi pengobatan sejumlah penyakit kronis, penyakit degeneratif yang berkaitan dengan peningkatan usia, hingga penyakit akibat kelainan genetik. Bahkan diharapkan, semua orang akan mendapatkan kembali kulit lembut selembut kulit bayi melalui perawatan stem cell yang tengah berkembang pesat di industri kecantikan.

Apa itu stem cell ? Stem cell adalah 'bahan mentah tubuh', satu-satunya sel yang mampu menghasilkan sejumlah besar jenis sel baru, berbagai jenis 'sel anak'. Sel-sel jenis baru atau 'sel anak' ini mampu memperbaiki kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh, tentunya sesuai dengan jenis sel anak yang dihasilkan. Kemampuan inilah yang digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit, bahkan memperlambat penuaan.

Ada beberapa sumber stem cell yang dapat digunakan, namun yang paling memenuhi syarat etis adalah donor darah dari tali pusat bayi baru lahir. Pengambilan darah dari tali pusat ini tidak merugikan bayi maupun ibunya. Darah itu juga dapat dibekukan untuk waktu lama, bahkan jika ingin digunakan hingga beberapa dekade ke depan.

Bagaimana teknik terapi stem cell ? Pertama-tama, terapi stem cell mensyaratkan penggunaan stem cell dari manusia, bukan dari hewan atau tumbuhan, karena stem cell hewan dan tumbuhan tidak bisa dan tidak mungkin berbiak menjadi sel manusia. Kedua, stem cell dimasukkan ke organ yang ingin diterapi melalui penyuntikan atau infus. Terapi stem cell tidak dapat dilakukan dengan mengkonsumsi secara oral, lewat mulut dan saluran pencernaan. Mengapa ? Karena setiap bahan yang masuk ke saluran pencernaan, termasuk sel sekalipun, akan dicerna dan dipecah menjadi unsur-unsur terkecil, monosakarida untuk karbohidrat, asam amino untuk protein, dan asam lemak untuk lemak. Unsur-unsur terkecil inilah yang bisa diserap oleh dinding usus untuk masuk ke dalam darah.

Sampai saat ini terapi stem cell sudah digunakan secara luas pada berbagai penyakit semisal diabetes, stroke dan gangguan saraf lainnya, penyakit jantung, gangguan hati, penyakit darah, gangguan lutut, dan lain-lain. Namun, seperti pada pengobatan lain, terapi stem cell juga punya 'sederet' efek samping yang perlu didiskusikan secara serius dengan Dokter Ahli jika Pasien ingin diterapi dengan 'sel istimewa' ini.

Apakah Pasien perlu ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan ini ? Agaknya tidak lagi karena beberapa rumah sakit dan pusat ilmu kedokteran di Indonesia seperti RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta telah dan sedang mengambangkan teknologi terapi sel punca, walaupun jenis penyakit yang bisa ditangani masih terbatas. Namun, Pasien sangat perlu berhati-hati jika ada klinik atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, yang bukan sentra pendidikan kedokteran, yang 'berani' menawarkan terapi sel punca, waspadai hoaks !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun