Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengkhawatirkan, TBC Kembali Jadi Momok!

18 Desember 2024   16:20 Diperbarui: 20 Desember 2024   00:12 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cara membedakan batuk biasa dengan TBC. (Sumber: Unsplash/Towfiqu barbhuiya via kompas.com)

Saya tertegun membaca cuplikan laporan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, pada akhir Oktober 2024 yang menyatakan bahwa 'TBC menggantikan COVID-19 sebagai penyebab utama kematian terkait penyakit menular pada tahun 2023'. 

Bahkan Direktur Jenderal WHO dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan kepada wartawan, pernyataan yang pantas membuka mata semua orang, "Fakta bahwa TBC masih membunuh dan membuat banyak orang sakit adalah hal yang memalukan, ketika kita memiliki alat untuk mencegah, mendeteksi dan mengobatinya." 

Memalukan? Di satu sisi saya sependapat dengan Teman Sejawat, dr. Tedros, orang nomor satu di WHO, yang berasal dari Yunani itu. Mengapa demikian? Baiklah kita telusuri 'riwayat' penyakit ini. 

Baca juga: Hindari Makanan

Bukti tertua yang bisa disimak tentang TBC adalah temuan para arkeolog berupa tanda-tanda TBC pada sisa-sisa ibu dan anak yang dikubur bersama kira-kira 9.000 tahun yang lalu di Atlit Yam, sebuah kota yang sekarang berada di lepas pantai Israel. 

Selama beribu tahun penyakit ini terus menerus menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh para pakar kesehatan kuno dari India yang telah menulis tentang penyakit ini kira-kira 3.000 tahun yang lalu dan di Tiongkok sekitar 2.300 tahun yang lalu. 

Di sepanjang sejarah sesudahnya, TBC, yang pada waktu-waktu itu belum disebut demikian, hampir selalu menjadi 'momok' bagi manusia di berbagai area, khususnya pada area-area dengan kondisi sosial ekonomi kurang baik. 

Tentu saja penyakit ini menjadi salah satu 'pencabut nyawa' yang sangat ditakuti !

Penyebabnya masih belum diketahui pada masa-masa itu. Ada pakar yang menyebutnya sebagai penyakit genetik, namun ada pula masa di mana masyarakat percaya bahwa penyebaran penyakit ini dilakukan oleh vampir, jelmaan penderita yang meninggal. 

Selama ribuan tahun manusia dibingungkan sekaligus sangat khawatir dan tidak sedikit yang menjadi korban penyakit ini. Mujurlah, Mr. Robert Heinrich Herman Koch yang hidup antara 11 Desember 1843 hingga 27 Mei 1910, sebagai seorang dokter dan ahli mikrobiologi dari Jerman, berhasil membawa revolusi besar dalam bidang bakteriologi, ilmu tentang bakteri. 

Salah satu penemuan besarnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit yang kemudian dikenal sebagai TBC. Penemuan  itu disampaikan pada 24 Maret 1882 dalam presentasi berjudul 'Die Aetiologie der Tuberculose'. Presentasi itu disampaikan Mr. Koch pada konferensi Berlin Physiological Society. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun