Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Holiday Blues" Pengacau Liburan, Kenali Gejalanya

14 Desember 2024   15:34 Diperbarui: 15 Desember 2024   23:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi musim liburan akhir tahun akan tiba. Mendengar kata 'liburan', apa yang ada dalam pikiran Anda ? Tentu saja, waktu terindah sepanjang tahun, bebas dari rutinitas, waktu untuk bersenang-senang, travelling, menginap di hotel, makan-makan, pesta dan perayaan yang diwarnai oleh sukacita, kegembiraan, dan kebahagiaan. Namun, sangat berbeda bahkan bertentangan dengan semua itu, bagi sebagian orang, siapapun Anda, berapapun usia Anda, apapun jender Anda, bahkan tanpa memandang perbedaan status sosial dan ras Anda, masa-masa liburan bisa menjadi saat yang tidak menyenangkan dan paling ditakuti karena dapat menimbulkan kesepian, kesedihan, stres, bahkan depresi. Dalam kondisi ini bisa muncul 'roller coaster emosi'. Karena berbagai alasan, liburan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental, terutama pada mereka yang sebelumnya punya masalah yang sama. Liburan dapat memperburuk kondisi yang sudah ada atau malah menjadi pemicu stres baru. Kondisi ini yang dikenal sebagai 'holiday blues' atau 'depresi liburan'. Jadi, holiday blues adalah munculnya perasaan sedih, terisolasi, rendahnya energi atau motivasi, atau perasaan negatif lainnya selama liburan.

Gejala-gejala holiday blues :

  • Gejala paling umum yang ditemukan bila Anda mengalami holiday blues adalah perasaan sedih. Rasa sedih ini bisa berlangsung terus-menerus atau bisa juga berulang. Perasaan ini terjadi dalam sebagian besar waktu selama musim liburan. Berat ringan dan lama atau durasinya dapat bervariasi. Sebagian orang mungkin merasa sedih secara berkala, dan segera lega dalam waktu singkat.
  • Perubahan nafsu makan. Anda bisa saja makan terlalu banyak atau malah kehilangan nafsu makan. Bisa juga Anda jadi lebih sering mau mengkonsumsi atau 'ngidam' karbohidrat. Tentu saja berat badan juga mengikuti, bisa meningkat atau menurun. 
  • Perubahan pola tidur. Tidak semua orang mengalami perubahan ini. Namun pada sebagian orang, depresi liburan bisa menyebabkan sulit tidur atau malah terlalu banyak tidur.
  • Merasa lebih lelah dari biasanya.
  • Suasana hati tertekan atau mudah tersinggung, merasa tegang, khawatir, atau cemas.
  • Gangguan konsentrasi.
  • Munculnya perasaan tidak berharga atau bersalah.
  • Kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya Anda senangi.
  • Walaupun biasanya ringan, namun holiday blues bisa berat, bahkan memicu pikiran untuk bunuh diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun