Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peripheral Artery Disease : 'Selamatkan' Kaki yang 'Menyelamatkan' Anda

10 Desember 2024   15:59 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:59 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nona Jennifer, begitu dia biasa dipanggil, datang ke klinik dengan keluhan nyeri yang semakin parah pada tungkai dan kaki saat beraktivitas. Sejak lima tahun yang lalu sebenarnya, perempuan berusia 32 tahun itu telah mulai merasakan nyeri dan kram pada kaki saat berjalan. Dalam bahasa medik keluhan-keluhan itu dikenal sebagai klaudikasio. Semakin lama kaki Nona Jennifer terasa semakin berat saat melangkah, juga ada mati rasa, lelah dan lemah. Dalam beberapa tahun rasa sakit itu mereda setelah dia beristirahat. Namun dalam setahun ini, nyeri tak jarang juga dirasakan saat beristirahat.

Anda tahu, berat badan Nona Jennifer 72 kilogram dengan tinggi badan 162 sentimeter. Artinya pasien ini berada dalam status obesitas dari hasil penghitungan Indeks Massa Tubuh atau IMT. Dari anamnesis atau wawancara dengan pasien diketahui bahwa Nona Jennifer menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sayangnya, dengan berbagai alasan, dia mengaku tidak patuh meminum obat. Dia juga merokok sejak berusia 15 tahun, jadi hingga kini sudah 17 tahun, rata-rata 1 bungkus perhari. Selain itu, Nona Jennifer juga melaporkan bahwa ayah dan dua dari keempat saudaranya menderita Penyakit Arteri Koroner. Dalam keluarganya juga ada riwayat diabetes namun kadar gula darahnya masih dalam batas normal. Dokter mendiagnosis Nona Jennifer dengan Peripheral Artery Disease (PAD) atau Penyakit Arteri Perifer. Pemeriksaan kolesterol lengkap menunjukkan bahwa HDL rendah, LDL tinggi, dan Trigliserida juga tinggi.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Penyakit Arteri Perifer ? Kita mulai berbincang tentang arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa 'darah bersih' dari jantung menuju seluruh bagian dari tubuh kita, bahkan sampai ke 'pelosok-pelosok' terjauh, area perifer atau tepi. Darah bersih itu membawa zat-zat makanan dan oksigen yang berguna bagi metabolisme sel-sel tubuh untuk tetap dan semakin hidup. Nah, pada Penyakit Arteri Perifer terjadi penyempitan pembuluh darah oleh 'plak'. Plak adalah endapan lemak, kolesterol, produk limbah dari sel-sel, kalsium, dan fibrin. Proses pengendapan ini disebut aterosklerosis, yang berjalan lambat namun pasti atau progresif, bahkan sejak masa kanak-kanak. Apalagi kalau pola hidup dan pola makan semenjak kanak-kanak buruk, aterosklerosis semakin cepat terjadi. Dampak penumpukan plak di arteri adalah penebalan dan kekakuan dinding arteri sehingga terjadi penyempitan aliran darah. Akibatnya area organ yang terdampak menjadi kekurangan makanan dan oksigen, terutama di daerah ujung atau perifer, dan paling sering di tungkai dan kaki.

Area-area yang terdampak kekurangan makanan dan oksigen tentu saja 'kaget' dan akhirnya 'berteriak ke otak' sebagai alarm bahwa ada yang kurang atau tidak beres. Dan otak menanggapinya dengan memunculkan kesemutan dan rasa baal. Keluhan ini mulai muncul jika lebih dari separuh lumen atau lubang arteri menyempit karena plak. Saat kondisi makin parah, gejala yang mungkin dirasakan adalah rasa terbakar atau nyeri di kaki bahkan pada saat istirahat, seperti yang dialami Nona Jennifer. Gejala lain adalah kulit kaki yang mungkin terasa sejuk atau dingin, tampak berkilau, atau berubah warna. Pertumbuhan bulu kaki juga mungkin berhenti. Lebih lanjut lagi, luka di kaki atau jari-jari kaki sukar sembuh karena, sekali lagi, asupan makanan dan oksigen menipis. Dan jangan lupa, Disfungsi ereksi atau impotensi juga bisa terjadi pada pria yang mengalami Peripheral Artery Disease.

Ironisnya, tak jarang semua keluhan yang dialami penderita diabaikan atau dipikirkan sebagai akibat sejumlah penyakit lain semisal radang sendi atau gangguan otot, atau malah dianggap normal karena pertambahan usia terutama pada Warga Senior atau Lansia, oleh penderita sendiri bahkan mungkin juga oleh tenaga kesehatan. Jadinya penegakan diagnosis bisa sangat terlambat sampai gejala-gejala memburuk.

Sekarang kita lihat, apa saja faktor risiko untuk PAD. Faktor risiko artinya sejumlah hal yang menyebabkan risiko gangguan atau penyakit tertentu lebih tinggi pada seseorang daripada orang lain. Kita lihat pula faktor risiko pada Nona Jennifer. Obesitas dan abnormalitas kadar kolesterol darah meningkatkan risiko pembentukan dan penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Hipertensi dan merokok sama-sama merusak dinding pembuluh darah sehingga kerusakan itu 'memfasilitasi' plak untuk menempel dan menumpuk. Faktor risiko lainnya yang juga berperan adalah riwayat penyakit arteri koroner dalam keluarga, diabetes, penyakit ginjal, dan kadar asam amino yang tinggi. Dan biasanya, penyakit ini lebih sering 'menyerang' orang berusia lebih dari 60 tahun, walaupun pada usia kurang dari itu tak jarang juga ditemukan.

Apakah PAD yang dibiarkan dan tidak diterapi dengan tepat berbahaya ? Of course, yes ! PAD bisa semakin parah jika tidak diobati, bahkan bisa memunculkan gangren atau jaringan mati karena jaringan tidak mendapatkan pasokan makanan dan oksigen yang cukup. Gangren memunculkan risiko amputasi di depan mata, penderita berpotensi kehilangan kaki ! Penderita PAD juga berisiko terserang stroke, Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke mini, penyumbatan arteri jantung yang berujung pada serangan jantung, serta gangguan ginjal. Semua ini bisa diakibatkan oleh penumpukan plak pada arteri di organ-organ itu atau malah plak dari arteri perifer yang terlepas yang bisa menyumbat di organ-organ lain. 

Lantas, apa yang bisa dan harus dilakukan untuk mencegah PAD ? Bercermin pada Nona Jennifer, tentu ada sebreg hal yang bisa dilakukan, dimulai dari sekarang, bahkan sejak dini sebenarnya. Kelola faktor risiko yang bisa diatasi dengan cara mengupayakan berat badan sehat, dalam sebagian besar waktu mengkonsumsi makanan sehat, batasi makanan 'kurang sehat' seperti fastfood, junkfood, daging merah, makanan tinggi lemak, gula, dan garam, tingkatkan asupan serat dalam sayur dan buah, putus hubungan dengan rokok, latihan fisik teratur dan terukur, upayakan tidur yang sehat, baik kualitas maupun kuantitas, dan, last but not least, kelola stres dengan baik. Pada penderita penyakit kronik seperti diabetes dan hipertensi, mohon bantuan Dokter mengelola penyakit dengan tepat.

'Selamatkan' kaki Anda, dan kaki Anda akan 'menyelamatkan' Anda ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun