Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengalaman Imajiner Bersama Yesus : Matius 7:21,24-27, "Pindahkanlah, Nak !"

5 Desember 2024   09:02 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:24 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/photo-of-house-near-beach-2468773/

Aku menyelinap di antara orang banyak ketika mereka dan para muridNya diberi pengajaran yang sangat panjang oleh Guru di atas bukit. Sebenarnya cukup melelahkan mendengarkan semua pengajaran Yesus kali ini. Namun, kelelahanku terasa sirna karena aku dan semua orang begitu takjub menyimak semua ujaranNya. Dan, tidak seperti para Ahli Taurat yang hanya pandai berbicara panjang lebar tetapi tidak melakukan apa yang mereka ajarkan, sungguh, Yesus dari Nazaret ini mengajar sebagai orang yang berkuasa !

Kembali kusimak ujaranNya, "Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan ! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga" (Mat 7:21). Seketika aku terhenyak. Kehendak BapaNya, sudahkah aku melakukannya agar kelak masuk ke dalam Kerajaan Surga ? Refleksiku terhenti sementara karena Ia melanjutkan bahwa banyak orang akan mengaku berjasa berbuat ini dan berbuat itu demi nama Tuhan, namun semua perbuatan mereka itu takkan berarti dan sia-sia belaka karena tidak dilandasi kasih melainkan dilandasi hasrat untuk memperkenalkan kepada dunia, siapa diri mereka.

Guru melanjutkan bahwa perkataanNya harus, bukan hanya didengarkan tetapi yang lebih penting, dilakukan ! Orang yang mendengarkan sekaligus melakukan ajaranNya adalah orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kalau rumah dibangun di atas batu, tentu saja kokoh dan tidak akan dirubuhkan oleh hujan bahkan banjir sekalipun, begitu kataNya. Sebaliknya, lanjut Guru, kalau orang hanya mendengar, mendengar, dan mendengar tetapi tidak melaksanakan apa yang diajarkanNya, sama seperti orang yang rumahnya dibangun di atas pasir. Jelas bahwa pondasinya sangat rapuh sehingga jika hujan turun, kemudian menjadi banjir, rumah itu akan dirubuhkan, bahkan rusak berat !

Sesudah pengajaran terakhir dalam kesempatan itu, Yesus turun dari atas bukit dan aku mengiringiNya. Dalam perjalanan itu, Guru berbisik di sampingku, "Dan engkau, anakKu, 'rumah'mu kaubangun di atas batu atau pasir ?" Dengan sangat malu, aku menjawabnya, "Masih di atas pasir, Guru." Guru berujar lagi, "Pindahkanlah, Nak !"  

Baca juga: Dogma

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun