Hingga saat ini sebagian orang Kristen non Katolik masih saja mempersoalkan bahkan menentang 'Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa'. Iman Gereja Kristen akan 'Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa' atau 'Maria Imakulata' sesungguhnya bukan hal baru. Keyakinan iman ini telah dianut oleh para Bapa Gereja Kristen di abad-abad awal. Salah seorang Bapa Gereja yang menyampaikan pengajarannya tentang fakta ini adalah Santo Efrem.
Santo Efrem lahir sekitar tahun 306, di Kota Nisibis, sekarang dikenal sebagai Kota Nusaybin di Provinsi Mardin, Turki, di perbatasan dengan Suriah. Perjalanan hidup Efrem menuju dewasa terjadi pada masa penganiayaan biadab dan kemartiran orang-orang Kristen di bawah Kaisar Diokletianus.
Santo Efrem sangat memahami Misteri Inkarnasi dengan penuh kasih. Karena itulah ia serta merta mengakui dan mengimani kehormatan istimewa Maria sebagai Bunda Allah. Di dalam keindahan devosinya kepada Perawan Terberkati, Santo Efrem secara sangat gamblang menyampaikan Doktrin 'Dikandung Tanpa Noda Dosa'. Beliau berkata, "Engkau sendiri, ya Tuhan, dan ibuMu adalah yang paling cantik dari yang lain; karena tidak ada noda padaMu, ya Tuhan, atau noda pada ibuMu."
Jadi, Maria, menurut Santo Efrem, adalah pengecualian dari aturan umum dimana semua anak Hawa dikandung dalam keadaan dosa asal. Dalam hal ini Marialah satu-satunya  wanita yang dapat dibandingkan dengan Hawa, ibu seluruh umat manusia menurut 'daging', yang dibentuk dalam keadaan tidak bersalah dari awalnya, "Dua wanita suci dan dua wanita sederhana: Maria dan Hawa; mereka berdiri pada tingkat yang sama. Namun yang satu menjadi penyebab kematian kita, sedangkan yang lain menjadi penyebab kehidupan kita." Dalam bagian lain pengajarannya, Santo Efrem menegaskan, sebagai akibat pembebasan Maria dari akibat dosa asal, maka Maria terhindar dari rasa sakit pada saat melahirkan Bayi Kristus.
Santo Efrem menghadap Bapa dalam damai pada usia enam puluhan, yang menurut sebagian orang pada tahun 373, dan menurut yang lain, pada tahun 379. Efrem dijuluki 'Harpa Roh Kudus' karena menelurkan hampir semua karyanya, himne, homili, dan nasihat, dalam bentuk puisi, hanya komentar Alkitab yang ditulisnya dalam bentuk prosa. Sebagian besar waktunya dihabiskan Efrem dengan menulis buku-buku rohani dalam Bahasa Siria, Yunani, Latin dan Armenia. Kemudian karya-karyanya yang sangat indah dan mendalam itu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan sampai sekarang masih dibaca orang. Karya Efrem yang lain adalah kidung-kidung pujian yang sangat populer. Sembari menyanyikan kidung-kidung karya Santo Efrem, banyak orang belajar berbagai hal tentang iman. Guru yang amat hebat dan yang mengajar lewat tulisan-tulisannya ini, digelari Pujangga Gereja pada tahun 1920. Pada kalender Liturgi Katolik 9 Juni adalah peringatan fakultatif Santo Efrem.
SELAMAT MEMPERSIAPKAN DIRI MERAYAKAN 'MARIA DIKANDUNG TANPA NODA', 08 DESEMBER ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H