Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengalaman Imajiner dengan Yesus: Lukas 20:27-40 "Benarkah kematian adalah akhir segalanya... ?"

22 November 2024   17:44 Diperbarui: 22 November 2024   19:26 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengenal kehidupan Orang-orang Saduki itu. Mereka tidak menerima dan tidak percaya akan kebangkitan orang mati karena mereka ingin mnghindari gagasan bahwa pada Hari Kedatangan Tuhan, baik kepada pribadi maupun di akhir zaman, akan ada 'penghakiman'. Hanya lima Kitab Pertama Taurat  yang tertulis, Pentateukh, yang mereka terima sebagai Kitab Suci, dan menolak semua kitab lain. Mereka juga percaya bahwa akhir hidup adalah kebinasaan, bahkan kebinasaan jiwa. Bagi mereka, kehidupan setelah kematian, alam roh, atau malaikat adalah omong kosong. Karena pandangan-pandangan mereka seperti itu, Orang-orang Saduki sangat menikmati kemewahan hidup duniawi, menggunakan bejana perak dan emas. Karena pandangan-pandangan itu mereka selalu berseteru dengan Orang-orang Farisi. Mereka mengejek Orang-orang Farisi  yang menjalani kehidupan sulit di bumi namun tidak akan menghasilkan apa-apa karena kematian adalah akhir segalanya.  

Kali ini, 'giliran' Yesus yang diejek oleh Orang-orang Saduki, dengan mengajukan pertanyaan tentang 'tujuh laki-laki bersaudara' yang kawin dengan seorang perempuan, dan mereka semuanya mati. Orang-orang Saduki itu mendasarkan pertanyaan mereka pada Hukum Musa tentang Perkawinan, Hukum Levirat, yang tertera dalam Kitab Ulangan 25:5-10.

Apakah Tuhan terjebak oleh pertanyaan mereka ? Tentu saja tidak. Dengarkanlah jawaban Tuhan bahwa orang-orang pilihan Tuhan yang tetap setia kepadaNya dan dianggap layak untuk masuk ke dalam Kebahagiaan Kekal bersamaNya, tidak kawin dan tidak dikawinkan, karena "... mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. ... Musa telah memberitahukannya ... Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. ... Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup" (Luk 20:35, 36, 37, 38).

Dan, sungguh ada 'surprise' bagiku saat ini, ketika beberapa Ahli Taurat membenarkan perkataan Yesus. Mereka kali ini 'berseberangan' dengan Orang-orang Saduki padahal biasanya kedua kelompok ini bersekongkol bersama-sama Orang-orang Farisi ingin membunuh Dia.  

Merefleksikan perbincangan Tuhan dengan Orang-orang Saduki dan 'penjelasan'Nya hari ini, aku seketika teringat akan tulisan Rasul Paulus, "Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu" (I Kor 15:16-17).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun