Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Cara agar Lebih Banyak Tertawa, Ha Ha Ha

21 November 2024   16:32 Diperbarui: 22 November 2024   09:37 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/three-women-smiling-2041390/

Kita tentu meyakini bersama bahwa 'tertawa memang menyehatkan'. Kalau begitu, apakah Anda dan saya perlu tertawa terbahak-bahak agar lebih sehat ? Ternyata tidak. Pakar menyatakan, sebuah kelucuan sederhana atau sesuatu yang menggelikan dapat memberikan manfaat yang sama dengan terbahak-bahak. Humor dan tertawa juga bukan berarti menjadikan segalanya lucu, bahkan hal-hal yang menyakitkan dan membawa penderitaan. Humor mengajak kita untuk melihat segala sesuatu secara baru, tidak terduga, bahkan mungkin bertolak belakang dari sebelumnya. Melalui humor, kita mengajak dan membiarkan diri untuk melihat sisi kehidupan dengan cara yang lebih positif, ringan, dan rileks. Dan semua itu adalah upaya melepaskan semua beban dan ketegangan, dan tentu saja mengisi ulang baterai mental agar kembali 'bugar'.

5 cara agar lebih banyak tertawa :

  • Jadikan humor sebagai 'kebiasaan'. Anda tidak perlu punya bakat humoris untuk mengajak diri tertawa. Tidak perlu pula memikirkan penilaian orang lain tentang sesuatu yang ada dalam kehidupan Anda, apakah lucu atau tidak. Jika Anda merasa itu lucu, tertawalah. Biasakan melihat humor dalam situasi sehari-hari, bahkan mungkin dalam sesuatu yang selama ini Anda anggap kesialan kecil. Jika Anda menumpahkan kopi, misalnya, tertawalah, bahkan dengan siapapun yang sedang ada bersama Anda, dan katakanlah, "Tampaknya kopi ini ingin melarikan diri karena tak rela saya meminumnya, ha ha ha." Biasakanlah tertawa bahkan untuk kelucuan kecil, walaupun awalnya terasa aneh bahkan bagi diri Anda sendiri. Seiring waktu, Anda akan terbiasa dengan tertawa dan lihatlah hasilnya, Anda akan merasa jauh dan jauh lebih baik.  
  • 'Koleksi humor'. Jika selama ini Anda lebih sering menikmati film horor, drama yang bisa menguras air mata, atau info-info negatif tentang para artis, inilah saatnya mengubah kebiasaan. Catat 'koleksi humor' di televisi atau channel youtube Anda, cari tiktok-tiktok lucu, nikmati gambar dan kata-kata lucu yang dishare teman-teman di fb, grup whatsapp, dan media sosial lainnya, dan jangan lupa beri apresiasi agar mereka semakin bersemangat membuat Anda tertawa bersama lebih banyak orang. Atau mungkin, Anda sendiri yang 'memproduksi' humor di medsos untuk dinikmati banyak orang.
  • Sediakan 'waktu untuk tertawa'. Bukan sesuatu yang berlebihan jika Anda menyetel pengingat di ponsel Anda dengan alarm 'waktu untuk tertawa'. Rencanakan waktu sekitar 5 hingga 15 menit di tengah rutinitas, pada jam istirahat, dan dalam waktu-waktu itu tontonlah sesuatu yang lucu, di televisi atau youtube di ponsel. Tapi jangan lupa menyetel alarm 'stop' agar kerja Anda di hari itu bukan hanya tertawa, dan kemudian dipanggil atasan, ha ha ha.
  • Buat 'jurnal humor'. Di akhir hari, saat Anda akan tidur, tuliskan dalam 'jurnal humor', 3 hal lucu yang terjadi pada hari itu, menyangkut diri Anda atau orang lain. Nikmatilah itu dan kemudian terlelaplah dalam mimpi indah. Anda akan terkaget-kaget merasakan dampaknya setelah beberapa bulan mengisi dan menikmati 'jurnal humor' itu.
  • 'Berbagi tawa'. Sebelum Anda ke kantor atau ke tempat lain untuk bersosialisasi dengan keluarga, kerabat, atau teman-teman, siapkanlah beberapa 'humor kecil'. Pada saat yang tepat, bagikanlah humor itu dan Anda akan 'berbagi tawa' dengan orang-orang di sekitar Anda. Bagaimana kalau mereka merasa bahwa humor itu tidak lucu ? Jangan kecil hati, anggaplah humor Anda itu HTT, Humor Tingkat Tinggi, yang tidak setiap orang bisa menikmatinya, ha ha ha.

Jika Anda sering merasa murung dan sulit untuk tertawa, bisa jadi sesungguhnya Anda membutuhkan bantuan profesional, misalnya dari psikolog atau psikiater. Jangan ragu atau malu untuk minta bantuan, segera.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun