Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Silent Stroke": Stroke "Senyap" yang Tak Boleh Diabaikan

20 November 2024   15:59 Diperbarui: 20 November 2024   16:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/man-in-blue-shirt-beside-black-horse-8172812/

Jika kita mendengar kata 'stroke', yang terbayang adalah gejala-gejala seperti kelemahan atau kelumpuhan sebelah badan termasuk tangan dan kaki, wajah mencong, bicara tidak jelas alias pelo, atau mati rasa. Namun, tahukah Anda bahwa ada 'silent stroke', 'stroke senyap', atau 'stroke diam-diam', stroke yang sama sekali tidak disadari atau diingat oleh penderitanya ? Ya, stroke ini biasanya tidak menunjukkan gejala apapun.

Pertanyaannya adalah, apakah karena penderitanya tidak menyadari serangan stroke ini maka kerusakannya pastilah tidak bermakna dan gangguan ini tidak serius ? Jangan salah, memang stroke semacam ini umumnya hanya mempengaruhi area kecil di otak akibat penyumbatan pembuluh darah seperti stroke pada umumnya, namun kerusakannya bisa bersifat kumulatif, berupa kerusakan pada beberapa area di otak. Apalagi jika penderita mengalami beberapa kali stroke senyap. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan dan meningkatkan risiko terkena stroke berat hingga dua kali lipat dibanding mereka yang tidak pernah mengalami silent stroke.

Beberapa kali mengalami silent stroke juga memungkinkan mulai munculnya gejala gangguan saraf, misalnya gangguan memori berupa kesulitan mengingat sesuatu, atau gangguan konsentrasi. Demensia vaskuler atau demensia akibat kerusakan pembuluh darah otak juga bisa terjadi sebagai dampak stroke diam-diam.

Jika Anda mengalami beberapa gejala menyangkut memori atau mungkin sedikit kesulitan dalam bergerak, mintalah advis Dokter, siapa tahu Anda mengalami silent stroke. Pemindaian otak berupa CT Scan atau MRI akan direkomendasikan untuk Anda, jika Dokter memikirkan kemungkinan Anda mengalami stroke senyap, untuk memastikannya.

Pada stroke jenis apapun, termasuk stroke senyap, kerusakan pada otak bersifat menetap, namun berbagai bentuk terapi diharapkan bisa membantu perangsangan bagian otak yang lain sehingga kemampuan penderitanya yang mungkin melemah bisa diminimalisasi, sedapat mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun