Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gangguan Psikologis 'Morning Anxiety' (2 -Selesai) : Siapa Berisiko dan Cara Mengatasi

6 November 2024   17:18 Diperbarui: 6 November 2024   17:30 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang Berisiko Mengalami Morning Anxiety ?

Setiap orang dapat mengalami Morning Anxiety, namun sebagian orang lebih rentan dibandingkan orang lain, termasuk :

  • Orang dengan Gangguan Kecemasan. Mereka yang memiliki gangguan kecemasan lebih berisiko mengalami Morning Anxiety, seperti Pasien Gangguan Kecemasan Umum atau General Anxiety Disorder (GAD). Gejala GAD antara lain adanya kekhawatiran berlebihan dan tidak terkendali yang dialami setidaknya dalam enam bulan.
  • Orang dengan toleransi rendah terhadap stres. Mereka yang lebih sensitif terhadap situasi stres, seperti wawancara kerja atau ujian, lebih berpotensi mengalami Morning Anxiety.
  • Orang yang sedang mengalami stres. Perubahan besar dalam hidup, masalah kesehatan, atau masalah interpersonal lainnya yang dialami seseorang, sangat mungkin mencetuskan Morning Anxiety.  
  • Orang yang menghindari tugas-tugas sulit. Orang yang menunda tugas sulit di tempat kerja dan bangun dalam keadaan panik lebih mungkin mengalami Morning Anxiety.

Cara Mengatasi Morning Anxiety ?

Ada sejumlah 'strategi' dalam menghadapi Morning Anxiety, yaitu :

  • Tidur Malam yang 'Baik'. Orang-orang yang 'membawa' pikiran cemas saat akan tidur kemungkinan besar akan terbangun dalam keadaan yang sama. Gangguan tidur pada beberapa malam menyebabkan peningkatan gejala kecemasan keesokan harinya, terutama di pagi hari. Maka, sangat penting mengupayakan tidur yang 'baik', antara lain dengan melakukan 'bedtime rituals', berdisiplin untuk saat akan tidur dan bangun, tidur di ruangan yang sejuk dan gelap, hindari layar benda-benda elektronik minimal 1 jam sebelum tidur, dan mendengarkan 'musik pengantar tidur' untuk relaksasi.
  • Hindari Mengkonsumsi Alkohol di Malam Hari. Meminum satu atau beberapa gelas minuman beralkohol sebelum tidur mungkin terasa sebagai pereda stres pada awalnya, namun di pagi hari justru dapat memperburuk kecemasan. Fungsi otak dan hormonal dapat dipengaruhi oleh alkohol,sehingga gejala kecemasan akan meningkat serta memunculkan serangan panik. Alkohol juga berdampak negatif pada tidur, sehingga dapat memperburuk kecemasan di pagi hari.
  • Sarapan Kaya Buah dan Sayuran. Banyak pakar sependapat bahwa sarapan adalah waktu makan terpenting dalam hari. Melewatkan sarapan akan menyebabkan penurunan gula darah yang dapat memperburuk kecemasan. Bagi orang yang mengalami Morning Anxiety, menu pilihan untuk sarapan adalah makanan sehat kaya buah-buahan dan sayur-sayuran. Peningkatan gula darah secara perlahan dan konstan dapat membantu mengurangi gejala-gejala kecemasan.
  • Batasi Konsumsi Kafein dan Stimulan Lainnya. Banyak penikmat kopi mendapat manfaat 'kesegaran' dari minuman berkafein ini, namun ternyata kafein dapat meningkatkan kecemasan. Lebih baik mengganti secangkir kopi dengan secangkir teh herbal rendah kafein atau tanpa kafein.
  • Mulailah Latihan Fisik Rutin. Melakukan latihan fisik atau berolahraga di pagi hari adalah cara yang bagus untuk meningkatkan mood dengan cepat. Kelebihan adrenalin, neurotransmiter atau zat kimia otak yang dapat memperburuk perasaan cemas, dibantu dilepaskan saat berolahraga. Olahraga juga menyebabkan tubuh memproduksi hormon dopamin sehingga tubuh terasa nyaman, dan perasaan cemas menurun. Tidak sempat latihan fisik di pagi hari ? Jangan khawatir, kapanpun bermanfaat, di sepanjang hari.
  • Kenali dan Atur Ulang Pikiran. Cobalah 'mengatur ulang' pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan. Jangan mengatakan kepada diri sendiri 'Saya akan gagal dalam ujian hari ini,' tapi berkatalah, 'Saya berpikir kemungkinan saya akan gagal dalam ujian hari ini.' Dengan mengubah kalimat sugestif seperti itu saja, kalau memang ujian diduga akan berat, akan membantu untuk mengakui pikiran tersebut tanpa membiarkannya membajak emosi dan perilaku.  
  • Mintalah Bantuan Profesional Jika Dibutuhkan. Jika kecemasan terus-menerus mengganggu kehidupan sehari-hari, meskipun hanya terjadi di pagi hari, jangan abaikan. Segeralah meminta bantuan Dokter yang akan memberikan tindakan dan obat jika perlu atau Terapis yang akan memberikan tindakan perawatan tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun