Lihatlah, orang banyak yang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalananNya itu mendengarkan ujaranNya, "Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu. ... Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu" (Luk 14:26-27, 33).
Lagi-lagi aku mencari kesempatan berbincang singkat denganNya, "Apakah itu berarti kelekatan, Tuhan ?" Seperti saat berpaling kepada orang banyak itu, Yesuspun berpaling kepadaku, "Tepat katamu, Nak. Lihatlah sebuah perangko. Andai perangko itu bisa memilih pada amplop mana dia akan melekat atau dilekatkan, pastilah dia akan memilih amplop terbaik yang pernah ada !"
"Dan, andai aku perangko itu, Engkaulah 'amplop terbaik' yang pernah ada, Tuhan !" Dalam nada lirih Tuhan berkata kepadaku, "Andai engkau selalu meyakini itu ..... !"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H