Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catatan Cinta Paulus bagi Korintus (5) : Immoralitas di Korintus, 'Tubuhmu adalah Bait Roh Kudus !'

2 November 2024   17:30 Diperbarui: 2 November 2024   18:41 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi lain di Korintus yang membuat Paulus geram adalah immoralitas. Situasi ini menyebabkan perubahan besar fokus Paulus dalam Bab 5 dan 6 dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus.Paulus memulai tulisannya dengan "Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya" (1 Kor 5:1). Inses ? Ya ! Paulus menyoroti hal ini. 'Orang yang hidup dengan istri ayahnya' bisa berarti, setelah kematian ayahnya, seorang laki-laki menikah dengan janda ayahnya, atau ibu tirinya. Bahkan mungkin saja, pernikahan itu terjadi di saat ayahnya masih hidup namun telah bercerai. Paulus menyampaikan, pernikahan seperti itu tidak dapat dibayangkan terjadi, bahkan di antara Orang-orang Yunani dan Roma yang kafir sekalipun !

Dalam Perjanjian Lama telah ditegaskan, "Tuhan berfirman kepada Musa: 'Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Akulah Tuhan, Allahmu. Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. Kamu harus lakukan peraturanKu dan harus berpegang pada ketetapanKu dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah Tuhan, Allahmu. Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah Tuhan. Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah Tuhan. Janganlah kausingkapkan aurat isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu; dia ibumu, jadi janganlah singkapkan auratnya. 18:8 Janganlah kausingkapkan aurat seorang isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu" (Im 18:1-8). Yahwe juga telah menetapkan hukuman untuk hal itu, "Karena setiap orang yang melakukan sesuatupun dari segala kekejian itu, orang itu harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya" (Im 18:29).

Paulus juga menanggapi kasus yang sangat serius itu dengan keras dan berpandangan bahwa hubungan yang tidak bermoral dengan ibu tirinya jelas-jelas berada di luar Hukum Kristen. Konsekuensinya, orang yang melakukan inses seperti itu harus diusir dari gereja, "Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu ? ... Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu" (1 Kor 5:2,13).

Lebih keras lagi, Paulus menuliskan, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah ? Janganlah sesat ! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (1 Kor 6:9-10).

Namun Paulus juga memberikan contoh bagaimana terjadi pertobatan pada beberapa orang, "Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita" (1 Kor 6:11). Paulus mengingat Sabda Penyelamatan dari Sang Guru kepada perempuan yang "... tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah" (Yoh 8:4), "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang" (Yoh 8:11).

Dan Paulus menutup tulisannya tentang 'gangguan moral seksual' di Korintus dengan nasihat yang amat tegas, "Jauhkanlah dirimu dari percabulan ! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun