Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Liturgi Dalam, Menurut, dan Bagi Gereja Kristen Katolik (3) : Dulia, Penghormatan kepada Gereja yang Jaya

31 Oktober 2024   16:29 Diperbarui: 1 November 2024   17:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wordonfire.org/articles/a-mysterious-alchemy-within-the-communion-of-saints/

Teologi Kristen Katolik mengimani bahwa Gereja adalah Tubuh Mistik Kristus seperti yang dituliskan Rasul Paulus, "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus" (1 Kor 12:12). Santo Paulus memang tidak menggunakan kata 'mistik'. Kata ini dipakai Gereja untuk menunjukkan fakta bahwa persatuan Umat Beriman bersifat unik, tidak ada padanan, dengan Kristus sebagai kepala. Tubuh Mistik Kristus juga disebut Persekutuan Para Kudus, anggotanya terdiri dari Umat Beriman yang masih hidup di dunia dan mereka yang sudah meninggal namun tetap dalam persatuan dengan Kristus.  

Persekutuan Para Kudus itu terdiri dari 3 bagian yang saling terhubung satu sama lain :

  • Bagian pertama adalah Umat Beriman yang ada di bumi ini, yang disebut Gereja Militan. Disebut militan karena para anggotanya sedang berjuang melawan dunia, nafsu kedagingan, dan iblis, serta sedang berjuang untuk mengejar kehidupan kekal bersama Allah di Surga. Kumpulan Umat beriman ini juga disebut Gereja Pilgrim (perjalanan atau peziarahan menuju surga).
  • Bagian kedua adalah Umat Beriman yang sedang dimurnikan dan disebut Gereja Menderita. Mereka adalah jiwa-jiwa yang sedang mengalami 'penyucian', disucikan, di Purgatorium. Kumpulan ini disebut sebagai Gereja Menderita atau Gereja Peniten karena jiwa-jiwa suci mereka menderita oleh pemurnian.
  • Bagian ketiga adalah Gereja yang Jaya, Gereja yang Menang, yaitu Kumpulan Orang-orang Kudus, baik dikenal maupun tidak, dan Para Malaikat, yang telah dipersatukan dengan Kristus dan telah mengambil bagian dalam Kemuliaan Kekal Surgawi.

Jika 'latria' merupakan penyembahan kepada Allah saja, maka 'dulia', dari kata Yunani 'doulia', yang bermakna sama dengan kata Latin 'servitus', merupakan istilah teologis untuk penghormatan kepada Gereja Jaya, Para Kudus dan Para Malaikat. Santo Agustinus dari Hippo (354-430) memberi  uraian penegasan di antara dua jenis pelayanan, "... satu yang merupakan hak manusia... yang dalam bahasa Yunani disebut dulia; yang lain, latria, yaitu pelayanan yang berkaitan dengan penyembahan kepada Tuhan." Para Teolog Katolik meyakinkan bahwa perbedaan antara latria dan dulia bersifat alamiah dan bukan sekadar perbedaan derajat, "Latria dan dulia terpisah sejauh 'jarak' Sang Pencipta dan makhluk."

Penghormatan dulia dibedakan dalam 2 pengertian. Penghormatan yang diberikan kepada orang dan malaikat disebut 'dulia absolut' sedangkan penghormatan kepada benda mati, termasuk benda-benda suci dan relikwi, disebut 'dulia relatif'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun