Tahukah Anda, Kaum Ibu, bahwa risiko stroke pada wanita cenderung meningkat, bahkan pada usia muda. Peningkatan risiko stroke pada wanita muda ditengarai lebih tinggi dari risiko yang sama pada pria muda. Dan dengan sendirinya risiko kematian akibat stroke juga meningkat. Pakar menyebutkan, cara paling efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stroke dan kematian terkait stroke adalah dengan mencegah 'stroke serangan pertama'. Ini disebut sebagai sebagai pencegahan primer stroke.
Mengurangi risiko terkena stroke serangan pertama pada wanita, apakah cukup 'hanya' dengan melakukan perbaikan gaya hidup yang 'klasik' meliputi pola makan sehat, latihan fisik rutin, dan tidak merokok ? Ternyata tidak ! Kaum Wanita juga perlu fokus pada sejumlah faktor risiko khusus, yang hanya ada pada Anda. Sejumlah faktor itu antara lain : Â
1. Kontrasepsi Oral. Para pakar peyakini bahwa penggunaan kontrasepsi oral dapat meningkatkan risiko stroke pada wanita di kemudian hari. Risiko itu semakin meningkat jika Anda seorang wanita berusia lebih dari 35 tahun, penyandang hipertensi atau perokok. Karena itu sangat disarankan membuat pilihan kontrasepsi yang lebih aman, semisal Keluarga Berencana Alamiah atau KBA.
2. Hipertensi Terkait Kehamilan. Ada kesan bahwa kehamilan merupakan hal yang biasa dan lumrah pada wanita. Namun jangan dilupakan bahwa sesungguhnya kehamilan adalah pertaruhan kehidupan seorang wanita. Karena itu kehamilan harus dipersiapkan dengan baik, 'dikelola dengan cermat' dan diantisipasi terhadap sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko stroke. Hipertensi gestasional, tekanan darah tinggi saat hamil, peningkatan tekanan darah yang berbahaya disertai proteinuria atau adanya protein dalam urine, yang dikenal sebagai preeklamsia, dan hipertensi pascapersalinan, dapat meningkatkan risiko stroke, bukan hanya pada saat kondisi-kondisi itu terjadi tetapi juga setelahnya. Maka, segala bentuk hipertensi dalam kaitannya dengan kehamilan harus ditatalaksana dengan tepat.
3. Diabetes Gestasional. Diabetes bisa muncul pada ibu selama kehamilan, terutama pada trimester kedua atau ketiga. Keadaan ini disebut diabetes gestasional. Diabetes gestasional juga meningkatkan risiko serangan pertama stroke. Penanganan diabetes dengan tujuan utama menormalkan gula darah sangat penting pada keadaan ini
4. Endometriosis. Endometriosis adalah penyakit di mana jaringan lapisan terdalam rahim tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi, yang dikenal sebagai endometrium, tumbuh di luar Rahim. Keadaan ginekologi kronis ini bisa meningkatkan risiko stroke hingga 34 persen lebih tinggi. Diagnosis dini dan penanganan tepat endometriosis sangat diperlukan.
5. Usia dan Gejala Menopause. Usia menopause sebelum 45 tahun atau gejala vasomotor yang parah dan sering terjadi seperti rasa panas dan keringat malam, dapat meningkatkan risiko serangan pertama stroke. Ironisnya, terapi sulih hormon atau hormone replacement therapy (HRT) untuk membantu mengurangi gejala-gejala menopause juga bisa meningkatkan risiko serangan pertama stroke. Risiko ini lebih meningkat jika TSH digunakan oleh wanita berusia lebih dari 60 tahun atau menggunakan hormon lebih dari 10 tahun setelah menopause. Berkonsultasilah secara terbuka dan cermat dengan Dokter Anda jika Anda mengalami kondisi seperti di atas, antara lain untuk pencegahan stroke serangan pertama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H