Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajarlah padaKu... Jiwamu Tenang!

26 Oktober 2024   18:25 Diperbarui: 26 Oktober 2024   19:11 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pada waktu itu berkatalah Yesus: 'Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu'" (Mat. 11:25-26). Siapakah yang dimaksud Yesus dengan 'orang bijak dan pandai' ? Mereka adalah para profesor di bidang Kitab Suci dan Teologi yang berkedudukan tinggi dalam Institusi Agama Yahudi pada waktu itu. Mereka merasa sudah mengetahui segalanya, sangat paham 'siapakah Allah dan bagaimanakah sikap Allah', sebab mereka telah lulus 'kuliah' Hukum Taurat. Orang bijak dan pandai itu mengajarkan gambaran Allah dalam Hukum Taurat yang menyapa umatNya dengan berkata, "Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, ..." (Im 11:44). 

Bagaimana cara untuk menjadi kudus ? Dengan melakukan segala perintah Allah. Makin banyak perintah Allah yang dilakukan, makin kuduslah orang. Maka, menurut Ajaran Musa, 'orang beriman' adalah dia yang takwa kepada Allah dengan melakukan segala perintahNya. Bagaimana kalau seseorang masih terus berproses dan belum mampu melakukan semuanya ? Muncul perasaan bersalah dan berdosa, tidak pernah beres di hadapan Allah, dan ujungnya adalah ketakutan akan hukuman dari Allah. Inilah yang disebut Yesus sebagai 'kuk', beban berat, yang secara harafiah diartikan sebagai kayu lengkung yang dipasang di tengkuk kerbau atau lembu untuk menarik bajak atau pedati.

Dan, Yesus datang membawa kuk yang sama sekali lain, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan" (Mat. 11:29).

Kuk dari Yesus adalah "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (Luk. 6:36) dan bukan lagi "haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus." Yesus mengarahkan para murid dan pengikutNya bukan pertama-tama kepada Allah melainkan kepada sesama manusia karena bagi Yesus dan BapaNya, hal yang utama bukanlah hormat dan kemuliaan bagi Allah, melainkan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia, sebab jika manusia dihormati, dilayani, dan dimuliakan, Bapa juga merasa dihormati, dilayani, dan dimuliakan.

Bagaimana jika orang masih belum berhasil, sering kali gagal, jatuh bahkan tersungkur melaksanakan kuk yang dipasang Yesus ? Inilah jawabannya, "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28). Yesus memanggil semua orang untuk menyerahkan kepada Hati Maha Kudusnya segala beban berat yang melimpah ruah dalam hati dan kehidupan, kegagalan demi kegagalan bahkan keterjatuhan dalam dosa, penderitaan dalam keluarga karena ada anggota keluarga yang sakit, kecemasan tentang masalah pekerjaan dan ekonomi, kekhawatiran akan masa depan anak-anak, dan berbagai beban lainnya. Dengan caraNya dan pada waktuNya yang tidak pernah berlambat ataupun terlampau cepat, Dia akan memberi kelegaan dari kuk demi kuk yang mendera di sepanjang perjalanan.

Meskipun tak jarang sulit, "belajarlah padaKu" adalah jalan terbaik agar "jiwamu akan mendapat ketenangan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun