Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Love

Tentang Pernikahan : "Mumpung Ini, Ada Laki-Laki Mau Sama Kamu ..."

23 Oktober 2024   14:39 Diperbarui: 28 Oktober 2024   16:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/@neosiam/

Sri sesenggukan di hadapan saya. "Masalahmu opo tho, Nduk?" saya mengawali perbincangan. "Itu lho, Dok. Suamiku itu." "Emangnya ada apa dengan Wito?" Suara tangisan Sri makin kuat, "Wito selingkuh, Dok!" "Waduh, Sri, sama siapa?" "Yah sama perempuan tho, Dok," kali ini Sri menjawab setengah tertawa. 

Sayapun tak bisa menahan tawa, "Ya iyalah, Sri. Masak sih sama laki-laki. Kecuali kalau saya mungkin nggak tau Wito itu gay. Emangnya kalian udah berapa lama nikah?" "Baru tiga taon, Dok"

Sri melanjutkan ceritanya, mengapa tiga tahun lalu dia menikah. "Waduh, aku malu, Dokter," jawab Sri dengan logat Jawa-nya yang medok. "Lho, kok malu, Sri?" "Ya iyalah, Dok, usiaku waktu itu 35. Kawan-kawanku udah pada nikah, malah ada yang udah punya momongan. Lha aku dewe yang masih singgel. Jadi ya, nikah aja," sahut Sri lagi sembari terkekeh.

 "Dan sekarang kamu nyesel, Nduk?" "Yah, gitulah, Dok. Waktu itu Bibiku tiba-tiba datang ke rumah, bisik-bisik sama Ibu. Nggak lama sesudah itu Ibu bilang,'Sri, umurmu udah sangat lanjut buat nikah, Nak. Mumpung ini ada laki-laki mau sama kamu.' Aku 'kan kuaget, Dok. Singkat cerita sebulan setelah itu kami menikah, Sri Tripuspawati dengan Wito Priambodo walaupun perkenalan kami baru beberapa waktu. Jadinya ya gini ini, Dok." Sri kembali sesenggukan.

"Sehari-hari gimana kalian, kalau saya boleh tahu." "Yah biasa-biasa aja, Dok. Nggak dingin nggak anget. Nggak mesra tapi jarang cekcok juga. Gimana mau mesra, Dok, kenal juga nggak lama. 

Aku ngerasa hubungan kami layaknya bukan suami istri, malah lebih kayak dua orang asing tinggal serumah. Gitu lho, Dok" "Maaf, agak pribadi lho, Sri. Kalau 'hubungan' gimana?" "Maksud Dokter 'hubungan' opo?" Saya tergelak, "Mosok nggak ngerti, Sri. Yo tim suis, hubungan intim suami istri toh."  Sri ikut tergelak,"Oh, itu tho maksud Dokter. Ya kalo Wito lagi mau aku layanin, 'kan aku istrinya. Tapi anehnya ya, Dok, dia jarang minta 'gituan' lho."

Jujur, pikiran saya mumet dengar kisah Sri. Pembicaraan kami berlanjut beberapa saat hingga akhirnya Sri menemukan sendiri solusi apa yang kira-kira bisa  memperbaiki keadaan rumahtangganya dengan Wito. 

Namun, fokus saya adalah alasan Sri menikah saat itu. Tanpa maksud menghakimi, haruslah dikatakan, alasan itu bukanlah alasan yang benar. Tetapi Sri tidak sendiri. 

Cukup banyak wanita, bahkan juga pria, yang 'terpaksa' menikah karena sudah 'lanjut usia' untuk suatu pernikahan. Dan akhirnya seseorang menikah, maaf, dengan siapa saja yang 'mau diajak atau mau mengajak menikah'. Syukur-syukur orang 'yang mau itu' adalah 'the right man' or 'the right woman'.

Jadi, bagaimana harusnya Sri tiga tahun yang lalu? Ngebut! Apanya yang dikebut? Kebut mencari calon pendamping tetapi jangan sembarangan. Jadi perlu waktu lagi dong? Lho, ya iyalah, 'kan selama ini Sri juga sudah dobel B dobel U, Buang-buang Waktu, he he he.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun