Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penggalan Kisah Kabar Sukacita 4: Maria dan Miryam

21 Oktober 2024   10:52 Diperbarui: 21 Oktober 2024   11:01 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria" (Luk 1:26-27).'Maria', dari mana nama itu berasal ? Nama Maria dalam Bahasa Ibrani adalah Miryam dan Maryam dalam Bahasa Aram, bahasa lisan yang digunakan pada masa itu. Dalam terjemahan Perjanjian Lama ke Bahasa Yunani, namanya disebut Mariam. Nama itu menjadi Maria dalam Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru. Ada yang berpendapat, nama itu sepertinya berasal dari Bahasa Mesir, yang berarti 'anak yang diimpikan', berasal dari kata 'myr' yang berarti 'kekasih' atau kata 'mr' bermakna 'cinta'. Namun, penjelasan lebih tradisional oleh para pakar menyatakan, nama Myriam berasal dari kata Ibrani 'mar', berarti 'pahit'  atau 'meri' bermakna 'pemberontakan'.

Dalam Perjanjian Lama, Myriam adalah nama kakak perempuan Musa, yang dikisahkan dalam Kitab Keluaran pada saat ia 'menyelamatkan'adiknya Musa dari arus Sungai Nil. Kitab BIlangan mencatat, "Dan nama isteri Amram ialah Yokhebed, ... dan bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, saudara mereka yang perempuan" (Bil. 26:59). Pada masa itu, Miryam menjadi simbol perbudakan Orang Israel di tangan Orang Mesir. Sejumlah pakar berpendapat bahwa Miryam diberi nama ini karena dia lahir pada masa penindasan rakyatnya, pada 'era kepahitan' bagi Bangsa Israel yang diperbudak di Mesir. Miryam, kakak perempuan Musa berjasa menjaga agar adiknya, bayi Orang Ibrani itu tetap hidup di tengah ancaman Firaun. Dan mereka adalah lambang 'pemberontakan' terhadap Firaun dan Mesir.

Namun, nama Miryam kemudian menjadi buruk sehingga selama berabad-abad tidak lagi menjadi pilihan nama bagi putri-putri Israel. Myriam, kakak perempuan Musa pernah memberontak terhadap adiknya itu dan mendapat hukuman, "Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: 'Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?' Dan kedengaranlah hal itu  kepada Tuhan. ... Lalu berfirmanlah Ia: 'Dengarlah firmanKu ini. ... Mengapakah kamu tidak takut mengatai hambaKu Musa?' Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka, lalu pergilah Ia. Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!" (Bil. 12 : 1-2, 6, 8-10).

Baru sekitar seribu tiga ratus tahun kemudian, sejumlah pasutri, termasuk Ibu Anna dan Bapa Yoakim kembali menggunakan nama itu. Ibu Anna dan Bapa Yoakim menyematkan nama Miryam, Maria, untuk putri semata wayang yang telah mereka harapkan dan mohonkan kepada Yahwe dalam penantian panjang lima puluh tahun pernikahan mereka. "... nama perawan itu Maria" (Luk 1:27b).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun