Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengalaman Maria Magdalena: 'What's in a name ?'

19 Oktober 2024   15:05 Diperbarui: 19 Oktober 2024   15:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"What's in a name? That's which we call rose by any other name would smell as sweet", "Apalah arti sebuah nama? Toh dinamakan apapun, harumnya mawar tetap akan wangi tercium." Itulah penggalan puisi Romeo dan Juliet yang digubah William Shakespeare sekitar empat ratus tahun yang lalu.

Selama ini orang sering mengartikan kalimat "apalah arti sebuah nama" hanya sebatas teks yang tertulis, membaca tulisan sastra dengan makna denotatif sembari melupakan makna konotatifnya. Alhasil, banyak orang berkesimpulan, Shakespeare menisbikan, merelatifkan makna sebuah nama, atau nama itu menjadi tidak penting di matanya.

Benarkah demikian ? Ternyata tidak ! Salah satu kalimat yang paling populer tersebut, merupakan ucapan dari Juliet sebagai pernyataan cintanya kepada pribadi seseorang yang menyandang nama keluarga Montague, tapi bukan terhadap nama Montague. Bagi Juliet, Montague hanyalah sebuah nama, sama seperti dirinya menyandang nama Cupulet.

Dua ribu tahun yang lalu, "Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur" (Yoh 20:1). Seketika Maria Magdalena sangat kecewa dan merasa kehilangan Orang yang amat dikasihinya, "Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu" (Yoh 20:11), "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan" (Yoh 20:13).

Dan pada hari itu, di Hari KebangkitanNya, dua ribu tahun yang lalu, jauh sebelum kemunculan Romeo dan Juliet, Tuhan Yesus telah menegaskan makna terdalam tentang sebuah nama, di saat Maria Magdalena "... menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus" (Yoh 20:14). Yesus memanggil namanya, "Maria !" (Yoh 20:16). Seketika itu pula "Maria berpaling dan berkata kepadaNya dalam bahasa Ibrani: 'Rabuni !', artinya Guru" (Yoh 20:16).

Maria mengenal Tuhan Yesus justru di saat Tuhan memanggil namanya, di saat Tuhan menyatakan kembali bahwa Dia mengenal Maria secara sangat pribadi, seperti Dia juga mengenal Fransiskus, Adelia, Ignatius, Yohana, Kusmilah, Antonius, Laurensia, Karolus, Theresia, Leonardo, Lely, Suparjo, Bernadetta, Aloysius, Orpa, dan sederet nama lain yang sangat akrab di HatiNya yang Maha Kudus, bahkan jauh lebih akrab dibandingkan nama itu dengan dirinya sendiri !

Pada waktu itu dan di sepanjang masa tergenapilah Sabda yang pernah dituturkanNya, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya" (Yoh 10:1-5) karena "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. ... Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; ... Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu" (Yoh 10:7,9,11,14-15).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun