Mungkin sebagian orang kurang menyadari betapa menakutkan sebenarnya tekanan darah tinggi atau hipertensi. Dalam jangka pendek bisa jadi hipertensi 'belum berdampak apa-apa' karena gangguan ini merupakan 'silent disease'. Namun untuk jangka panjang, gangguan ini sangat berpotensi menjadi 'silent killer' dengan memunculkan 'turunannya' berupa gangguan jantung dan pembuluh darah atau cardiovascular disorders yaitu penyakit jantung koroner, gagal jantung, masalah pada pembuluh darah kecil dan besar, hingga stroke, bahkan kematian mendadak atau 'sudden death'. Hipertensi juga dikenal sebagai salah satu faktor utama penyakit ginjal kronik atau chronic kidney disease yang tak jarang 'memaksa' penderitanya menjalani cuci darah atau hemodialisis.
Para  pakar sepakat bahwa irama sirkadian mempengaruhi sebagian besar mekanisme kerja normal atau fisiologis tubuh kita. Adanya pengulangan aktivitas tubuh berupa tidur dan bangun atau jaga dalam 24 jam dikenal sebagai irama sirkadian. Pola ini merupakan bagian dari jam internal tubuh.
So, apa hubungan irama sirkadian dengan tekanan darah ? Irama sirkadian mengatur sebagian besar mekanisme dan fungsi fisiologis tubuh kita, termasuk tekanan darah. Untuk tekanan darah, waktu pagi hari, seiring irama sirkadian, merupakan periode kritis. Mengapa bisa begitu ? Sejak 4 jam menjelang bangun tidur hingga 4 jam sesudahnya terjadi perubahan besar mekanisme kontrol fisiologis yang juga dipengaruhi oleh sistem saraf dan hormonal. Akibatnya adalah 'morning blood pressure surge', MBPS, atau lonjakan tekanan darah di pagi hari.
Lonjakan tekanan darah pagi dikatakan normal kalau terjadi peningkatan tekanan darah yang moderat pada saat bangun tidur, antara 90--140 mmHg untuk tekanan darah sistolik atau ukuran atas, dan 60--90 mmHg untuk tekanan darah diastolik atau ukuran bawah, sedikit lebih tinggi dari tekanan darah di malam hari. Lonjakan ini terjadi antara pukul 06.00 hingga 12.00.
Namun, bisa jadi, lonjakan itu merupakan 'alarm' yang mengingatkan adanya keadaan kesehatan yang 'tidak baik-baik saja', terlebih pada mereka yang memang menderita hipertensi. MBPS berkaitan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular, seperti stroke, infark miokard, dan kematian mendadak karena lonjakan ini, ibarat lonjakan tegangan listrik, sangat berpotensi memperburuk kerusakan organ, terutama jantung, otak, dan pembuluh darah.
Maka, khususnya bagi penderita hipertensi, sangat baik membiasakan mengukur tekanan darah pada malam hari, sebelum tidur, setelah beristirahat selama 5 menit, begitu pula pada pagi hari saat bangun tidur. Hasil pengukuran selama seminggu dicatat, kalau perlu digambarkan dalam grafik, dan kemudian dikonsultasikan kepada Dokter. Dokter akan membantu Anda mengulas kemungkinan risiko yang muncul dari rentang lonjakan tekanan darah yang terjadi pada malam dan pagi hari itu, termasuk menyesuaikan pengobatan. Semoga tindakan sederhana ini bisa membantu Anda terhindar dari 'Momok Pagi Hari', Morning Hypertension.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H