Warga di Kabupaten ciamis Jawa barat masih mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas di Kabupaten Ciamis, kata (Anggota) DPRD Komisi 4 H. Wagino.
Hasil Menanggapi Keluhan dari Masyarakat yang datang pada dirinya tentang pelayanan Puskesmas Kertahayu, dan prilaku petugas Puskesmas yang seolah olah menyepelekan Pasien yang berakibat fatal pada kesehatan Pasien,
Hal tersebut diungkapkan Ibu Korban, Linda Nurfitri 37 (tahun) kepada (Anggota) DPRD Komisi 4 H. Wagino, Prihal Yang dialami perlakuan petugas Puskesmas Kertahayu kepada anaknya Lima Bulan lalu, dengan bercerita ketika datang untuk memeriksakan anaknya yang ditangani petugas Puskesmas kecamatan Kertahayu Petugas Tersebut dengn Entengnya Menjawab Anak sehat Ko dibawa Ke Puskesmas bu, ini hanya Alergi saja lantas Petugas Puskesmas Memberinya Obat alergi, beberapa hari dari minum obat yang dikasih Petugas Puskesmas, bukanya sembuh malah kejadian berbeda yang didapati Revan Delvana 12 (tahun), dan dalam keadaan darurat keluwarga membawa anaknya ke Rumas Sakit Umum di Kabupaten Ciamis Tanpa Rujukan dari Puskesmas Hasil ketrangan dokter dari Rumah Sakit si Anak Mengalami Ginjal Bocor atau Gagal Ginjal, karena minim biaya anak kami terpaksa kami bawa pulang kembali kerumah, namun saya menduga jikalau saja petugas puskesmas waktu itu profesional, tidak bakalan anak saya seperti ini sekarang, ucapnya.
Saat di Klarifikasi Permasalahan tersebut Via telp Oleh Anggota DPRD (Komisi) 4 H. Wagino, Agus Mulyanto Kepala UPTD Puskesmas Kertahayu megatakan," Masalah teresbut hanya masalah Biasa dan jangan di Besar-besarkan dan si anak tersebutpun sudah ditangani kembali saat ini 21/06/2024 sekaligus dikasih rujukna ke Rumas sakit terdekat dan dengan tersebarnya cerita ini mungkin ketidak Puasan keluwarga Pasien, Ucapnya
H Wagino Mengungkapkan: Padahal selama ini pihaknya terus menekankan kepada Dinas Kesehatan untuk menginstruksikan puskesmas di Ciamis agar memberikan pelayanan yang baik. Apalagi hal ini dibarengi dengan meningkatknya anggaran kesehatan di setiap tahun anggaran. "Petugas puskesmas masih menganggap pasien sebagai beban. Mestinya puskesmas harus membangun paradigma baru yang 'care' dan simpatik," katanya
Uday 45 (tahun) Paguyuban Tokoh Masyarakat Setempat menambahkan, beberapa hal yang dikeluhkan masyarakat terkait dengan layanan puskesmas disini selain kurang ramahnya petugas paramedis juga minimnya stok obat-obatan yang dimiliki puskesmas
Pasalnya beberapa warga menuturkan hanya menerima obat yang sama meski keluhan sakit mereka berbeda.
"Ini karena stok dan variasi obat yang minim," katanya. Selain itu, lanjut dia, besarnya retribusi yang dibebankan kepada masyarakat dinilai sangat memberatkan. Dalam aturan, masyarakat hanya dibebani biaya Administrasi Rp2.500,00,. Namun, dalam praktiknya mereka harus membayar Lebih "Ini tidak bisa dibenarkan, sebab anggaran untuk obat-obatan sudah cukup tersedia banyak," Pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H