Mohon tunggu...
Permadina Kanah Arieska
Permadina Kanah Arieska Mohon Tunggu... -

Pemilik Blog: kanadizain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gaza Diserang, di Manakah Pemimpin Umat Islam?

14 Juli 2014   14:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biadab. Itulah kata yang pantas diberikan untuk Israel Laknatullah ‘Alaih. Betapa tidak? Israel telah melakukan pembantaian kepada perempuan dan anak-anak Palestina. Dalam serangan  brutal di Jalur Gaza, yang telah dimulai Selasa 8 Juli lalu, delapan wanita dan 11 orang anak tewas, termasuk seorang bayi berusia 18 bulan dan seorang wanita 80 tahun. Sedangkan dalam sebuah serangan udara pada Rabu, dua orang anak dan ibu mereka termasuk di antara lima orang tewas ketika pasukan Israel menyasar rumah mereka (Kompas.com, 10/07/2014).  Total 29 warga Palestina, 17 di antaranya perempuan dan anak, terbunuh pada operasi militer Israel Rabu lalu (Merdeka.com, 10/07/2014).

Israel telah melakukan pembantaian (lagi). Karena tragedi ini mengulang kembali tragedi yang sama di tahun 2012.  Saat itu, sekitar 105 orang menjadi korban.  Serangan kali ini memakan korban lebih banyak.  Data terakhir 12 Juli 2014, korban tewas telah mencapai 127 orang (Metro TV, 12/07/2014).  Tidak ada tanda-tanda Israel akan menghentikan serangan.

Kini, kondisi Gaza kian memprihatinkan.  Korban luka terus mengalir ke rumah sakit.  Namun obat-obatan habis.  Para ibu berurai air mata, menunggui buah hatinya yang bersimbah darah, merintih kesakitan, tanpa ada harapan kapan mendapatkan pengobatan yang layak.

PBB? Tak terdengar suaranya sama sekali. Pegiat HAM? Nyaris tak berkutik. Padahal telah jelas bahwa Israel telah melanggar hukum perang karena membombardir pemukiman sipil sehingga banyak jatuh korban sipil termasuk perempuan dan anak-anak.PBB dan pegiat HAM lainnya hanya melakukan kecaman, dan tentu saja kecaman dan ancaman tersebut tidak berpengaruh apapun.  Bahkan perdana menteri Israel, Netanyahu, dengan arogan menegaskan tidak akan menghentikan serangan dan mengancam segera melakukan serangan darat.Negara-negara muslim kehilangan taring di depan Israel. Seperti macan ompong yang kehilangan keperkasaannya. Tak berdaya menghadapi Israel.

Nasionalisme, Biang perpecahan Kaum Muslimin

Satu koma 3 MILYAR kaum muslimin, seakan buih di lautan. Banyak, namun tak berdaya. Adanya sekat Nasionalisme menjadikan 1,3 Milyar kaum muslimin yang harusnya menjadi satu tubuh, kini tercerai berai hanya memikirkan masalah pribadi negerinya semata.

Kotak-kotak oleh sekat bernama nasionalisme dan kebangsaan inilah yang menjadikan masalah Palestina adalah tanggung jawab bangsa Palestina saja.  Tentara-tentara negeri Islam lumpuh untuk digerakkan guna membebaskannya. Selalu yang menjadi alasan harus di bawah payung PBB, baru bisa digerakkan. Padahal PBB, merupakan organisasi organ penjajah Barat yang tidak pernah membela umat Islam. Bahkan sekedar mengeluarkan resolusi mengutuk serangan Israel pun PBB tak mampu.

Sungguh memprihatinkan ketika negeri-negeri Islam ini justru melarang warganya untuk keluar membela Palestina.  Bagaimana mungkin negeri-negeri seperti ini bisa diandalkan untuk menolong Palestina?  Tak heran jika Israel semakin brutal terhadap Palestina, karena tak ada yang mereka takuti lagi dari sekitar 1.3 milyar kaum muslimin yang telah tercerai berai.

Kewajiban Muslim Dunia

Umat muslim sedunia ibarat satu tubuh. Salah satu tubuh sakit maka yang lain akan merasakan sakit pula. Kaum muslimin di manapun berada terikat oleh suatu persaudaraan yang kuat, bahkan lebih kuat dari ikatan darah dan keturunan.  Allah Ta’ala menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.” (QS. Al Hujurat : 10)

Derita Muslim Palestina adalah derita kita. Air mata perempuan dan anak-anak Palestina adalah air mata kita juga. Sakit mereka sakit kita.  Jiwa mereka, adalah bagian juga dari jiwa kita.  Maka haram bagi kita menyia-nyiakan jiwa mereka.

Solusi 3D yaitu diplomasi, donasi dan doa tidak akan bisa menghentikan Serangan militer Israel.  Sudah terbukti berulangkali Israel melanggar kesepakatan damai dan perjanjian dengan Palestina.  Allah sendiri telah menunjukkan karakter khas mereka yang suka melanggar janji tersebut dalam Al Qur’an sebagaimana dalam QS. Al Maidah: 13 berikut :

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka…”

Sungguh serangan militer Israel hanya dapat dihentikan dengan serangan militer pula.  Umat Islam di seluruh negeri-negeri muslim di dunia mampu untuk melakukannya.  Mereka memiliki puluhan juta tentara dengan persenjataan yang lengkap. Negeri Islam juga memiliki ratusan juta penduduk yang siap membantu para tentara membebaskan Palestina.

Yang kita butuhkan saat ini adalah satu institusi yang mampu membuat keputusan politik dengan mengirimkan tentara menyelamatkan Palestina. Tanpa dibatasi oleh kebangsaan, warna kulit, atau ras. Tanpa menunggu perintah PBB yang menjadi alat penjajah Barat. Bergerak karena disatukan oleh akidah Islam dan perintah Allah SWT untuk berjihad. Institusi tersebut adalah Khilafah Islamiyyah. Dengan Khilafah,Israel tidak akan memandang remeh umat Islam seperti sekarang.

Tak ada jalan lain bagi kita sekarang kecuali menggencarkan perjuangan untuk menegakkan kembali institusi Khilafah Islamiyyah yang akan menggerakkan pasukan untuk menghadapi Israel dan menghancurkannya.  Dengannya kehormatan perempuan muslim terjaga, dan kelangsungan generasi diwujudkan dalam meraih predikat umat terbaik di sepanjang masa.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun