Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

(Belajar) Cari Uang Sendiri, Waaoooo...

4 Oktober 2014   21:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:22 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bulan  Februari dan bulan Maret 2013 adalah bulan yang menurut saya sangat istimewa. Yah… sangatlah istimewa, karena di dua bulan ini saya belajar mencari pengalaman sebanyak-banyaknya di luar asrama. Banyak pengalaman yang memang saya dapatkan, ada pengalaman yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan yaitu menjadi seorang pengamen. Pengamen zaman sekarang adalah pengamen yang identik dengan pengamen brandalan yang memakai baju tidak jelas. Berbeda dengan pengalaman saya menjadi seorang pengamen, berhubung saya adalah seorang peserta didik jadi saya memberikan hal yang baru. Mengamen dengan memakai baju rapi dan tentunya sopan dan yang paling penting mencerminkan seorang anak sekolah yang sedang mencari pengalaman.

Berhubung dalam kegiatan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dibagi menjadi beberapa kelompok, saya sendiri pun mencari pengalaman dengan beberapa teman saya. Dari warung satu ke warung yang lain, saya dan dua teman saya mencoba untuk mengeluarkan suara emas kami. Disetiap orang yang kami temui bermacam-macam, ada yang menanggapi dengan ramah, ada pula yang cuek, ada pula yang senang dengan lagu yang kami nyayikan. Lagu yang kami nyayikan adalah lagu sekolah kami sendiri yang bertemakan lingkungan. Di saat kami mengamen di tempat orang yang ramah kami di hargai Rp.5000, waooo…. Sungguh senang sekali semoga orang baik itu mendapatkan yang lebih dari itu Aminn. Ada manis pasti ada pahit dan pahitnya adalah ketika kami datang ke sebuah rumah makan ketika itu kami ditolak. Bukan hanya itu kami juga mempunyai pengalaman masuk ke warung dan di warung itulah kami mengamen sambil ditertawakan, itulah yang menguji mental kami.

Di saat kami melangkahkan kaki mencari warung untuk dijadikan mangsa ngamen, ada aja yang lucu sebelum ke toko tersebut kami berhenti dan melihat-lihat orang yang ada di situ apakah dia itu muka-muka orang baik apa tidak. Jika kami melihat orang dengan tampang muka yang menakutkan maka tidak jadi kami kunjungi.

Mencari pengalaman dengan mengamen sudah saya lakukan dan ada lagi pengalaman yang saya dapatkan di dua bulan ini yaitu menjadi seorang penjual makanan. Pengalaman ini juga telah menguji mental saja. Seperti biasanya saya jalan tidak sendiri melainkan dengan beberapa teman saya. Karena dua bulan adalah waktu yang cukup lama, dengan melihat waktu yang masih tersisa dan daripada terbuang sia-sia tiada guna saya dan beberapa teman saya berinisiatif untuk membuat suatu makanan kecil untuk dijual. Seperti kelompok lain yang membuat makanan kecil untuk dijual. Dari mulai merencanakan sampai pelaksanaan kami lakukan dengan semangat dan tentunya optimis jika makanan yang kami buat akan terjual keras.

Ide membuat makanan kecil muncul ketika saya dan satu teman saya tersesat sedang berjualan sandal. Saya duduk sambil memikirkan ”mau apakah diriku ini” dan selintas ide untuk membuat makanan kecil itu muncul. Berhubung makanan yang akan saya buat takut tidak jadi dan salah bahan akhirnya saya menghubungi ibu saya yang ada dirumah. Setelah itu barulah saya ditemani teman saya belanja bahan-bahan untuk membuat makanan itu. Bahan sudah didapatkan kami pun mulai melakukan, akhirnya makanan itu jadi. Ini adalah pengalaman pertama buat diri saya sendiri, menjadi seorang pedagang menurut saya mudah-mudah sulit. Bismilahirrohmanirrohim itulah kata yang saya ucapkan ketika melangkahkan kaki keluar dari asrama. Disaat kami mulai menawarkan makanan yang kami buat, saya pribadi merasa detak jantung berdetak cepat, mungkin karena pengalaman pertama saya.

Banyak yang memberikan masukan untuk makanan yang kami buat dan masukan itu kami jadikan bahan pembelajaran buat kami. Masukan itupun cukup membuat kami tertarik. Bukan hanya teman asrama yang memberikan masukan tapi juga kalangan masyarakat yang membeli makanan yang kami buat.

Ada yang suka ada pula yang tidak suka, ada yang beli ada pula yang tidak beli, ada rasa senang adapula rasa tidak senang, ada rasa kecewa dan ada rasa sedih. Banyak rasa yang saya rasakan dan banyak pula pengalaman yang saya dapatkan. Semoga pengalaman saya di dua bulan ini menjadi pembelajaran untuk masa depan. Banyak pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan dan tidak akan saya hilangkan atau hapus dari memori dalam hidup saya yang singkat ini

Aliyatul Mahmudah. Peserta didik Boarding School Mbangun Desa Baturaden

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun