Pertanyaan itu datang dari Gubernur Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) yang saya terima melalui pesan singkat (SMS) dari beliau kemaren sore. Pertanyaan  senada  juga datang dari beberapa kawan di Jakarta, Semarang,Jogja dan berbagai kota di luar Jawa. Sepertinya pertanyaaan itu persis mewakili pertanyaan banyak orang terutama mereka yang memiliki sanak saudara dan kerabat yang tinggal di sekitar lereng Gunung Slamet.
Berbagai pemberitaan di media tentang aktifitas Gunung Slamet beberapa hari terahir ini memang cukup gencar. Seperti pada umumnya kabar,seringkali terjadi simpang siur yang membuat banyak orang bertanya-tanya dan tentunya bagi mereka yang memiliki ikatan emosional dengan wilayah sekitar Gunung Slamet menjadi khawatir. Seperti hari kemaren, di facebook dan BBM beredar foto-foto yang memperlihatkan erupsi gunung dan di katakana sebagai erupsi gunung Slamet. Ternyata foto itu adalah foto erupsi Gunung Sinabung di Sumatera beberapa waktu lalu.
Benar, memang beberapa hari ini aktifitas gunung Slamet menunjukkan peningkatannya. Terutama hari kemaren (kamis 11 september 2014). Suara dentuman yang sangat keras terjadi berkali-kali dan terdengar sampai radius 17 kilometer. Di lereng gunung Slamet bagian selatan suara dentuman itu terdengar jelas sampai di ibu kota Kabupaten Banyumas Purwokerto. Saya yang tinggal persis di desa pertama lereng gunung Slamet selatan yaitu Desa Ketenger Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas, merasakan sendiri kerasnya suara dentuman gunung Slamet. Kaca-kaca rumah sampai bergetar. Bahkan pintu-pintu rumah juga sempat membuka dan menutup sendiri akibat kerasnya getaran.
Namun demikian, sampai dengan hari Jumat 12 september pagi ini, keadaan di Baturaden pada umumnya masih aman. Aktifitas warga juga berjalan normal seperti biasa. Anak-anak sekolah tetap berangkat ke sekolah. Pedagang di pasar juga berjualan. Para petani tetap ke sawah. Yang dirasakan berbeda adalah tingkat hunian di hotel-hotel kawasan wisata Baturaden beberapa hari ini menurun cukup drastis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H