Tak Gampang Menjadi Pegiat LMDH

Sahabat-sahabat pegiat LMDH tidak hanya menjadi inspirasi dalam hidup saya, mereka juga bagian dari sahabat-sahabat yang banyak membantu dan menolong saya. 

Dan yang pasti mereka adalah keluarga besar saya. Keluarga yang di persatukan Tuhan sebagai masyarakat desa hutan. Bersama mereka saya sangat beruntung karena kita di pertemukan "bukan hanya untuk bersenang-senang tetapi untuk membuat semua orang senang" dengan menjaga hutan Jawa agar tetap ada untuk menjaga keberlanjutan Indonesia. 

Kita di pertemukan untuk berperan bersama mengatasi persoalan kebodohan, kemiskinan dan ketertingalan desa hutan dan masyarakatnya. 

Kita di pertemukan untuk menjadikan Indonesia maju dengan memajukan kehidupan masyarakat desa hutan. Kita bergiat dengan semangat "Bersama untuk sejahtera bersama"

Tidak gampang untuk tetap istiqomah bergiat di LMDH. Tantangan untuk mampu tetap menjaga kelestarian hutan dari kepentingan ekonomi di tengah masyarakat desa hutan yang mayoritas hidup miskin dan pengelolaan hutan oleh Perhutani yang di tuntut untuk berkontribusi terhadap pendapatan Negara. 

Tantangan untuk mengedukasi masyarakat agar masyarakat berperan aktif menjadi penjaga dan pengaman hutan. Tantangan untuk menemani masyarakat dalam memanfaatkan hutan tanpa merusak dan merubah fungsi dan status kawasan hutan. 

Tantangan untuk meyakinkan pemerintah desa agar menjadikan hutan sebagai bagian dari pembangunan desa hutan. Tantangan untuk mampu menterjemahkan kemauan dan kebijakan Pemerintah yang sesungguhnya sangat baik  kepada masyarakat di tengah adanya kepentingan sekegilintir orang yang memanfaatkan kebijakan baik Pemerintah menjadi kebijakan yang hanya memberi kebaikan bagi dirinya sendiri dengan seolah-olah menjadi "penolong" bagi masyarakat desa hutan

Tidak mudah menjadi pegiat LMDH. Tantangan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat desa hutan yang mayoritas berpendidikan rendah, ketrampilan hidup rendah, tetapi mereka tidak merasa bermasalah dengan kondisi yang sesungguhnya bermasalah. 

Tantangan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan yang rendah dan sangat rendah. Tantangan untuk bisa menciptakan peluang kerja dan kesempatan berusaha di desa hutan. 

Tantangan untuk menguatkan kembali budaya gotong royong dan saling menolong yang hamper punah karena mereka sudah terbiasa dengan bantuan yang menina bobokan.