Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak-Anak Muda dari Desa Hutan yang Luar Biasa

16 September 2021   08:40 Diperbarui: 16 September 2021   08:49 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda dengan anak-anak muda di desa pada umumnya yang lebih memilih bekerja di kota dengan penampilan yang rapi dan bersih, atau bekerja di kota meskipun harus menjadi buruh bangunan tetapi saat pulang ke desa tetap dengan penampilan yang modis, , 12 (dua belas) anak anak muda, usia 18 -- 30  tahun  di desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Jawa Tengah ini memilih tetap tinggal di desa dan bekerja di hutan  menjadi mitra kerja Perum Perhutani.

Mereka memilih pekerjaan menjadi penyadap getah pinus. Sebuah pekerjaan yang tak lazin di lakoni oleh anak-anak muda.  Saya sering menjumpai penyadap getah pinus di berbagai tempat di wilayah kerja Perhutani KPH Banyumas Timur dan KPH Banyumas Barat, biasanya para penyadap getah pinus sudah berusia di atas 50 (lima puluh) tahun. Banyak juga yang sudah masuk kategoria lanjut usia. Umur di atas 80 tahund.

Menyadap pohon pinus, meskipun tidak terlalu sulit tetapi membutuhkan ketelatenan dan kesabaran,juga keikhlasan untuk menjadi kotor dan belepotan getah. Ditambah lagi harus memikul puluhan kilo getah dari hutan tempat sadapan sampai ke tempat penampungan getah yang jaraknya lumayan jauh.

."Saya bersyukur bisa menjadi penyadap getah pinus.meskipun pekerjaan ini dianggap oleh sebagaian orang pekerjaan kasar. Dengan menjadi penyadap saya bisa bekerja di desa sendiri, setiap hari bersama keluarga dan teman-teman. Dari pekerjaan ini Alhamdulillah, saya bisa membeli sepeda motor,  menikah dan membangun rumah sederhana" Kata Ahmad Sidik, penyadap yang paling senior diantara 12 teman-temannya.

"Awalnya saya bertemu Mandor Karyo, Mandor Perhutani RPH Karanggandul BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur  yang ngurusi sadapan pinus. Saya cerita ke pak Mandor, kalau saya kepengin punya sepeda motor. Oleh Mandor Karyo, saya di tawari sepeda motor bekas pakai dan mengangsur dengan menyetor getah. Setelah saya pikir pikir, ahirnya saya memutuskan untuk menjadi penyadap getah pinus" Ungkap Ahmad Sidik

Keberhasilan Ahmad Sidik memiliki sepeda motor dengan menjadi penyadap, diikuti oleh beberapa anak muda di desa Sunyalangu ikut menjadi penyadap. Sampai saat ini sudah ada 12 anak muda yang memilih profesi bekerja di hutan menjadi mitra kerja Perhutani dengan menjadi penyadap getah pinus. Dan semua anak muda ini sudah memiliki sepeda motor yang mereka impikan dari hasil kerja sendiri.

"Saya dan teman-teman sangat berterima kasih kepada Perhutani, khususnya Mandor Karyo yang memberikan kesempatan kepada saya dan teman-teman untuk bekerja. Bahkan di saat pandemi ini ketika banyak orang orang yang di PHK karena PPKM, saya dan teman-teman tetap bisa bekerja. Apalagi sekarang, oleh mandor Karyo kami para penyadap di daftarkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kami menjadi tambah semangat dan merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja. Karena kalau terjadi kecelakaan saat bekerja, kami sudah terlindungi" Kata Ahmad Sidik, lelaki muda yang tetap tampak  gagah dan ganteng

Jujur, saya kagum dan terharu dengan mereka....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun