Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peluit Anwar

19 Juli 2023   09:57 Diperbarui: 19 Juli 2023   10:30 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Peluit Anwar

Cerpen Yudha Adi Putra

Sore baru saja datang. Membawa perasaan teduh setelah menyibak kemacetan di Godean. Meski harus berupaya memutar, Anwar berhasil tepat waktu sampai rumah. Bertemu dengan dua burung kesayangannya.

"Jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan lebih banyak lagi. Tiap berangkat kerja dan pulang, selalu saja penuh dengan kendaraan. Di tiap lampu merah, ada polisi yang berjaga. Entah, untuk kepentingan bersama. Tapi, tetap saja kemacetan atau tidak itu bergantung pada pengendaranya. Mau tertib atau tidak. Banyak atau sedikit,"

Itulah tulisan pesan Anwar pada tetangganya. Sisa rasa kesal masih tersimpan. Hanya dengan bertemu burung, Anwar bisa merasakan kelegaan.

"Sabar. Namanya juga berjuang. Tiap orang punya perjuangan masing-masing. Kalau dirimu lelah, berarti perjuanganmu penuh tenaga," balas tetangganya Anwar bernama Hasan.

Semilir angin sore seolah menyapa, pesan sederhana itu mengubah pandangan Anwar. Suasana pedesaan akan berbeda dengan di kota. Begitu melihat nama desanya saja, Anwar merasa damai.

"Orang miskin di sekitar kita akan selalu ada," ujar Anwar.

"Tidak apa. Selagi mereka mau berjuang, kita akan membantu sebisa mungkin," ujar Handoko yang duduk di angkringan. Menyambut kedatangan Anwar yang selesai mengecek burung dan berjuang dengan kemacetan.

Musim hujan sudah hampir selesai. Hanya ketika sore, ada hujan rintik-rintik. Sehingga, tepat jam pulang kantor, jika beruntung akan menjumpai tanah basah dengan bau hujan.

"Petani yang membaca pacul mulai menampakan diri. Mereka melangkah menuju angkringan yang sama," ujar Handoko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun