Percakapan Seminggu
Cerpen Yudha Adi Putra
Untuk beberapa hal yang terjadi, seminggu berlalu begitu cepat. Mendorong langkah untuk tetap berbenah. Dalam rangka mendukung kegiatan, semua dilakukan secara perlahan saja. Mungkin, tidak boleh berjumpa dan hidup untuk terus berjalan. Harapan bisa saja hilang, tapi kepenuhan diri tidak bisa dihindari.
"Kini sudah minggu. Kita mencoba ingat kembali, kenapa tidak bisa berlalu begitu saja ? Pilihan akan menjalani hari berbeda. Orang akan datang dan pergi. Mimpi di rawat sendiri. Peduli atau tidak, semua akan baik-baik saja," ujar Jarwo. Perjalanan dalam mimpi membawa kenyataan untuk dilakukan. Bukan dihindari, selama seminggu. Poin penyesalan dimunculkan, berdampak pada harapan untuk berjuang.
***
Patahan senin, kini dimulai dengan awal Minggu. Tidak semua menganggap Senin seram, khusus tertentu berdampak pada hari selanjutnya. Senin bisa jadi hari sibuk. Tidak dapat dihindari, tapi ada juga menikmati Senin dengan cuti.
"Semua tentang Senin akan tergambarkan seram. Untuk mereka yang takut terlambat. Bisa saja, memilih Senin untuk tidak dihadiri. Belum sempat berjalan dengan misteri. Kini Senin berdampak pada kesempatan," ujar Jarwo.
Kesempatan untuk menata Senin pasti memungkinkan. Menyalakan lampu, menduduki kursi kesayangan. Menyiapkan teh hangat beserta camilan.
"Biasanya aku senang menikmati kerupuk. Entah dalam bentuk kecil, tapi bisa juga bukan kerupuk. Senin berlalu begitu cepat, tapi dimulai dengan perasaan haru dalam jemu. Mungkin saja, perjalanan akan Senin memang misteri," keluh Jarwo.
***
Kini menikmati Selasa, berjalan dengan penuh tanya mengurai makna. Semoga Selasa menjadi momen panas untuk berjuang. Selasa itu penuh tanya. Akan niat untuk melangkah, tapi bisa juga berdampak pada relasi kuasa. Pengenalan akan kekuasaan itu boleh dilakukan sementara.