Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tampungan Masalah

7 Mei 2023   04:52 Diperbarui: 7 Mei 2023   06:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tampungan Masalah

Cerpen Yudha Adi Putra

Mudah bagi Jarwo untuk menemukan motivasi. Motivasi tersebar di mana saja. Menjadi percakapan sehari-hari tanpa empati. Menjelma konten media sosial yang sesekali mengena. Lebih lagi, kumpulan kata menjadi daya tanpa mengenal suasana. Namun, menghidupi motivasi tentu menjadi masalah. Tidak mudah, motivasi dalam inspirasi gelas, hewan seperti semut, bahkan perandaian yang bermacam. Motivasi tanpa aksi hanya menyaksikan hidup saja. Tidak bertumpu pada empat.

"Lalu, menurutmu apa yang menjadi motivasi terbaik ? Mungkin dirimu sendiri membuatnya ? Beserta kumpulan kalimat seru, bahkan menanyakan keberanian diri sendiri ? Bukan begitu ?" pertanyaan itu menghujam Jarwo. Tanya tanpa sebab, memperjelas sumber dan bentuk motivasi.

"Motivasi dari emosi. Sama halnya dengan kumpulan masalah digambarkan dalam bola besar dan diisi air. Lalu, setiap air itu menjadi masalah. Kalau tidak meditasi, jeda, dan berdoa mungkin juga beristirahat. Maka, terjadi luapan masalah. Daya tampung menjadi terhimpit. Tidak hanya itu, bentuk dari luapan masalh bisa membahayakan. Perlu kanalisasi," ujar Jarwo mencoba menjelaskan. Tentu, tidak bermaksud menyindir tentang tampungan masalah.

"Masalah bisa saja selesai. Tapi, bekas dari persoalan itu menjadi dendam. Berakar pada dendam, masalah bisa menjelma jadi salah tindakan. Bukankah itu yang sedang dihindari, bukan karena ingin. Tapi, memutus hubungan tak penting," Jarwo kembali menjelaskan. Lama tidak bercengrama dengan diri sendiri. Jarwo merasa bimbang. Apakah bukan kesalahan, kalau mengkritik tindakan kebiasaan. Bukan tabu, membaca dan mempertanyakan kembali.

"Sudahkan setiap masalah itu mendapatkan tampungan ? Bukan hanya untuk didiamkan. Tapi, diurai simpul kacau dan perlahan selesai. Bukan juga dengan sendirinya, tapi dalam rawatan tindakan. Berujar demi motivasi. Mungkin, tiap masalah itu sendiri menjadi produksi dari motivasi," kelakar Jarwo.

Tak hanya hening. Kesunyian tawa menemani. Motivasi seolah mengajak menari. Menikmati tiap masalah dengan tawa. Bukan seperti orang gila. Melainkan, memberi ruang untuk misteri bekerja. Tak ada yang bisa mengerti. Motivasi memang bukan kumpulan aksi, tapi darinya aksi bertumbuh, bahkan aksi menjelma jadi kumpulan motivasi lagi.

Kini, Jarwo menikmati pagi. Berhadapan dengan kantuk, berjuang dengan motivasi. Bukan motivasi yang menghidupi, tapi burung. Burung jadi alasan kuat Jarwo bangun. Merangkai kata penuh harapan.

"Bisa jadi. Burung menjelma jadi motivasi. Sengaja dia berada dalam sangkar. Menemani, biar menjadi mimpi untuk terus memotivasi. Bukankah banyak masalah bermunculan karena ponsel. Tapi, kini itu tidak dapat terjadi. Kata dihindari, percakapan ditunda sedemikian rupa. Bisa jadi, tiap lembar misi menjadi harapan untuk dinantikan," ujar Jarwo.

Setelah membaca buku, beberapa catatan penting diperoleh. Jarwo kembali menulis, tapi bimbang soal motivasi. Beserta tumpukkan masalah, suara terdengar. Bukan karena ingin, tapi memanggil. Menemani, menjelma jadi apa saja. Orang akan lupa dengan tindakan, tapi luka menjadi dendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun