Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM dan Perempuan

6 Mei 2023   15:37 Diperbarui: 6 Mei 2023   15:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Peran ekonomi keuangan hijau untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan dapat dimulai dengan langkah sederhana namun terevaluasi. Poin evaluasi ini penting. Oleh karena itu, ketika berbicara mengenai keuangan hijau ada kaitannya dengan kegiatan perempuan. Saya berbicara dalam konteks perempuan di desa. Ada nilai kearifan lokal, di mana perempuan desa sudah mengimplemtasikannya dalam berbagai laku hidup. Misalnya saja dalam membungkus makanan. Entah karena faktor ekonomi atau karena kepentingan, perempuan memperhatikan keberlanjutan. Bukan hanya pada bungkus makanannya yang ditiru. Tapi, perhatian perempuan pada laku dengan kecintaan terhadap lingkungan hidup. Pada ekonomi hijau, kebiasaan kembali ke alam diperlukan. Untuk itu, tidak hanya pada kebiasaan untuk menggunakan bahan mau pun konsumsi yang ramah lingkungan. Ada perasaan keingintahuan, kesadaran itu dapat menolong. Jadi, kalau ada rasa ingin tahu kenapa harus mencintai lingkungan, maka akan ada kepedulian yang terimplementasi dalam berbagai tindakan.

 

Kontribusi UMKM dalam ekonomi hijau cukup besar. Data menyebutkan bahwa. Untuk itu, bank sentral dapat memfasilitasi. Tidak hanya dalam bentuk modal, tapi pendampingan. Ada intensifikasi UMKM dan perkembangan ekonomi hijau. Sehingga, nantinya UMKM dapat menjadi mandiri dalam mewujudkan ekonomi hijau berkelanjutan. Hal kebijakan juga dapat ambil peran. Di mana, dalam perkembangan UMKM memerlukan legitimasi atas kegiatannya. Misalnya saja, ada apresiasi UMKM. Ini akan mendukung UMKM lain untuk terus mengembangkan dengan semangat keberlanjutan. Di mana, perempuan akan ambil peran dan diberikan kesempatan. Lagi-lagi posisi perempuan menjadi perlu diperhatikan, tidak hanya pada pembagian peran. Tapi, ada nilai hidup serta kehati-hatian sebagai laku hidup dalam mengembangkan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

 

Budaya perempuan yang ramah lingkungan perlu digali kembali. Tidak hanya dalam konteks pelaku UMKM. Akan tetapi, dalam menjalani kehidupan serta memperlakukan alam. Alam memerlukan respon yang tepat. Di mana, kesadaran awal dapat dimulai dengan memilah sampah yang akan di buang. Perempuan dapat menjadi teladan dalam hal ini. Di mana, bentuk tindakan dalam konteks UMKM bisa juga menjadi teladan. Untuk itu, penerapan UMKM yang berkelanjutan menjadi kebiasaan awal menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan. Seperti disinggung di atas, perempuan menjadi dominan dalam ranah ekonomi dan utamanya pada pangan. Konteks ini terjadi hampir di mana saja, terutama di pedesaan. Untuk itu, dukungan perempuan menjadi perlu. Di mana pembekalan dan penggalian kembali akan nilai lokal menjadi budaya yang ramah lingkungan.Untuk itu, penggugatan pada bank sentral dalam peran ekonomi keuangan hijau untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan adalah pada sejauh mana kisaran nilai hidup perempuan dalam merespon krisis lingkungan difasiltiasi dan dihidupi ?

 

Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!
Daftar Pustaka

 

"Jumlah UMKM Di Indonesia Sepanjang 2022, Provinsi Mana Terbanyak?" Accessed April 3, 2023. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/02/jumlah-umkm-di-indonesia-sepanjang-2022-provinsi-mana-terbanyak.

 

"Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Meningkat Dalam Lima Tahun Terakhir - Kementerian LHK." Accessed April 3, 2023. https://www.menlhk.go.id/site/single_post/5206/kualitas-lingkungan-hidup-indonesia-meningkat-dalam-lima-tahun-terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun