Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dilema Hujan Berhari-hari, antara Ketersediaan Air dan Potensi Bencana Alam

16 Februari 2023   20:30 Diperbarui: 16 Februari 2023   20:29 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilema Hujan Berhari-hari, antara Ketersediaan Air dan Potensi Bencana Alam

Opini Yudha Adi Putra

                Hujan deras mengguyur berbagai daerah di Yogyakarta. Hujan memang menjadikan dilema. Mereka yang bertani, memerlukan air untuk mengairi sawahnya. Tapi, air itu tidak bisa berlebihan. Akan tetapi, kalau hujan turun terus menerus, banyak potensi bencana alam muncul. Bencana alam itu sebenarnya bukan benar-benar dari alam. Itu merupakan akibat dari perbuatan manusia dalam memanfaatkan alam. Misalnya, berkurangnya saluran irigasi ketika hujan turun. Tentu, akan berdampak ke mana air hujan nantinya akan mengalir. Jika selokan tersumbat, banjir bisa muncul. Belum lagi, soal pohon. Pohon bermanfaat untuk penyerapan dan penyimpanan air tanah. Kalau pohon ditebang dan tidak ditanam ulang, bisa menimbulkan masalah.

Setiap musim, tentu membawa permasalahan dan keuntungan sendiri-sendiri. Musim hujan apalagi, bisa membawa banyak sebab penyakit. Musim hujan ditandai dengan turun hujan berhari-hari. Hari siang panas, lalu tiba-tiba turun hujan sampai malam. Kalau hujan, bisa saja lingkungan menjadi lembab. Kelembaban bisa menjadi sarang berbagai penyakit. Rintik hujan yang menggenang dalam botol misalnya, bisa menjadi sarang nyamuk. Jetik-jetik nyamuk dapat berkembang biak dengan baik ketika hujan. Musim hujan juga menjadi waktu di mana banyak hewan memilih keluar dari lingkungan biasanya. Sebagai contoh, untuk petani yang berada di tepi sawah dan perkebunan. Sudah tidak asing lagi dengan kemunculan hewan seperti ular dan serangga. Itu semua karena hujan menggenangi rumah mereka. Jadi, bermunculan ke pemukiman warga.

Selain akibat itu, hujan juga membawa banyak manfaat. Hujan membuat ketersediaan air tercukupi, tidak jarang melimpah. Petani di sawah tidak perlu repot-repot menanti giliran untuk mengairi sawah. Giliran mengairi itu sering menjadi konfilk. Semua karena ingin sawahnya tercukupi airnya. Kalau musim hujan, itu tidak terjadi. Sawah mendapatkan pasokan air melimpah. Bahkan, bisa membanjiri sawah. Untuk itu, manfaat air hujan juga perlu dikelola. Pembuatan penampungan air tentu akan bermanfaat. Jika hujan tiba, air hujan dapat ditampung untuk keperluan ketika tidak hujan. Musim hujan memberikan kesuburan juga. Banyak tanah mulai tersiram air hujan. Semua itu bisa memberikan potensi kemunculan berbagai tumbuah. Bisa tumbuh subur karena ada sumber air yang melimpah ketika hujan tiba.

Musim hujan perlu dihadapi dengan banyak persiapan. Setiap air hujan yang turun. Itu merupakan perputaran air yang ada di bumi. Jadi, tidak jarang ada pembahasan mengenai hujan asam. Di mana, hujan yang turun itu mengandung asam dan memiliki sifat korosif. Sifat itu bisa merusak benda-benda logam hingga berkarat. Tentu, ini juga menjadi persoalan dan perlu diperhatikan. Kemunculan hujan perlu dihadapi tidak hanya dengan menjaga kesehatan saja. Akan tetapi, perlu memperhatikan kekhasan hujan yang muncul. Ada hujan asam dan membawa berbagai potensi penyakit. Tentu tidak lain dari banyaknya asap dan polusi di udara. Untuk itu, menghadapi hujan memang memiliki banyak dilema. Sehingga, perlu respon yang tepat saat musim hujan tiba.

Beragam cara dan trik dapat diterapkan ketika hujan tiba. Memang, menghadapi musim hujan memerlukan banyak persiapan. Untuk itu, pengenalan akan kesehatan diri juga sangat perlu. Tidak hanya itu, kehadiran hujan juga menjadikan pembelajaran untuk peka. Ada lingkungan sekitar yang perlu diperhatikan. Kita tentu berharap, musim hujan bisa membawa banyak manfaat. Semua itu dapat dilakukan dengan turut serta menyambut musim hujan. Bagaimana caranya, tentu dapat dengan memperhatikan lingkungan lebih lanjut. Menjaga kebersihan dan mengantisipasi apa yang mungkin dapat terjadi. Misalnya, banjir, tanah longsor, dan berbagai macam hal karena musim hujan sebagai akumulasi pemicunya. Sehingga, musim hujan dapat dihadapi dengan persiapan serta menjadikan hujan sebagai bagian dari proses alam yang membawa banyak manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun