Pertanian dan Pendidikan Karakter : Potensi Agraris dalam Pengembangan Karakter Disiplin
Yudha Adi Putra
Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Agraris berarti memiliki potensi pertanian. Sebutan negara agraris kini patut dipertanyakan. Apa benar, kita masih sebagai negara agraris ? Ketika diperhadapkan fenomena perubahan lahan. Ada alih fungsi sawah menjadi perumahan. Tidak hanya itu, potensi wisata di sawah juga turut mencemari sawah. Itu menjadi permasalahan nyata konteks pertanian. Pertanian kita tidak baik-baik saja. Ada perubahan iklim yang mempengaruhi. Masalah pertanian dapat disebabkan banyak hal. Sehingga akibatnya pada ketersediaan pangan. Lebih lanjut, permasalahan pertanian juga soal regenerasi. Tidak banyak generasi muda yang mau menjadi petani.
Dampak jangka pendek jika pertanian bermasalah adalah minimnya kedaulatan pangan, tidak hanya itu. Potensi menurunnya lahan pertanian sudah nyata. Banyak perubahan, dimana lahan pertanian tidak subur lagi. Pemakaian pupuk kimia menjadi penyebabnya. Kurangnya penyuluhan dan dukungan bagi petani juga perlu diperhatikan. Peningkatan sampah juga memiliki kaitan terhadap dinamika pertanian. Dampak itu dapat saling berpengaruh. Dimana ada sampah, nanti akan mencemari. Hingga membuat tanah sawah tidak subur lagi. Secara sosial, pertanian juga memiliki permasalahan. Adanya citra buruk terhadap petani. Itu berdampak pada rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani. Petani dikenal sebagai pekerjaan kotor. Tidak bergengsi hingga penuh risiko kegagalan panen.
Pentingnya Pendidikan Karakter
Berhadapan dengan potensi sekaligu persoalan dunia pertanian. Tentu karakter menjadi penting. Oleh karena itu, untuk mendidik generasi muda. Perlu pendidikan karakter. Dalam hal ini, terjadi pemanfaatan potensi pertanian. Pertanian menjadi media dan model pembelajaran. Ketika pembelajaran diperhadapkan langsung dengan masalah. Ada pengalaman perjumpaan. Dimana pembentukkan karakter dapat terjadi. Tidak hanya itu, ada spesifikasi karakter lebih awal. Potensi generasi muda untuk lebih mengenali sekitarnya.Â
Perubahan stigma juga perlu. Petani perlu diperhatikan dengan berbagai dukungan. Pada upaya pendidikan karakter, kemungkinan untuk berkembang menjadi pesat. Itu karena memperhatikan pertanian dan konteksnya. Sehingga, ada pengalaman dan membutuhkan perhatian untuk perkembangan belajar.Â
Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan hadap masalah. Permasalahan yang diperhadapkan adalah pertanian. Karena dalam pertanian juga terdapat isu relasi sosial. Proses yang terjadi tentunya akan melibatkan banyak pihak. Untuk tujuan pendidikan karakter, pengalaman seperti itu sangat perlu. Karakter tidak bisa dibentuk dengan cepat. Melainkan memerlukan pembiasaan, dimana konteks terdekat akan sangat berpengaruh.
Pertanian yang Berkarakter Disiplin
Kedisiplinan menjadi modal penting dalam pertanian. Ada perhatian dalam setiap langkah yang dilakukan. Ketepatan beserta ketaatan itu perlu. Dimana secara otomatis memberikan implikasi pada hasil pertanian. Tidak hanya itu, proses dalam bertani akan memberikan pandangan baru dalam dunia pendidikan. Perkembangan itu membutuhkan karakter disiplin. Disiplin berarti memiliki komitmen, tidak hanya patuh saja. Tidak perlu ada yang menyuruh baru bekerja dan belajar. Sehingga ada inisiatif untuk berkembang.Â
Pertanian merupakan bidang pembelajaran yang luar biasa. Ada berbagai macam potensi pembelajaran. Untuk mendapatkan manfaatnya, perlu disiplin. Tidak hanya pada tujuan, melainkan memperhatikan proses dalam belajar. Keuntungan belajar dalam dinamika pertanian adalah perhatian pada alam.Â
Alam menjadi dimanfaatkan dan dihargai. Tidak diperlakukan seenaknya karena fokus dan pekerjaannya berkaitan dengan alam. Sehingga ada perlakuan dimana alam adalah kawan. Alam yang demikian akan memberikan manfaat, termasuk pada perkembangan karakter. Dimana, kepekaan dan kerendahan hati menjadi sesuatu yang perlu diolah untuk berkembang.
Agraris, Disiplin, dan Berkembang
Melalui proses pendidikan bersama dan dari pertanian, selalu ada pengalaman yang direfleksikan. Itu menjadi pengalaman penting. Dukungan semua pihak menjadi perlu untuk meningkatkan kedisiplinan. Tidak hanya pada aturan. Tapi, kedisiplinan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu akan berulang hingga nantinya menjadi karakter dan identitas. Dimana pertanian turu berkontribusi dalam dunia pendidikan, tidak hanya sebagai penyedia pangan. Melainkan, menjadi daya hidup untuk melanjutkan keberlangsungan hidup yang disiplin dan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H