Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Memelihara Burung: Hobi yang Menjadi Kultur

18 Januari 2023   21:05 Diperbarui: 18 Januari 2023   21:12 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memelihara Burung : Hobi yang Menjadi Kultur

Esai Yudha Adi Putra

Burung menjadi hewan yang sering dipelihara. Memelihara burung berpotensi sebagai rekreasi dan memiliki nilai ekonomis dengan perkembangan pemeliharaannya. Banyak anggota masyarakat senang memelihara burung, dari rakyat biasa hingga pejabat daerah hampir tidak bisa lepas dari salah satu hobi ini. Jenis burung yang dipelihara sering dapat diartikan sebagai status sosial dari pemiliknya. Aneka burung bisa membawa sukacita bagi mereka yang menyukainya. Meski populasi burung kian menurun di alam bebas, akan tetapi mereka yang hobi memelihara burung seolah terus bertambah. Selain itu, memelihara burung juga dapat menambah relasi, terlebih bagi sesama pencinta burung untuk berbagi informasi.

Memelihara burung sudah menjadi hobi sebagian dari masyarakat sekaligus menjadi kultur dengan berbagai anggapan. Ada anggapan memelihara burung untuk menjaga teras. Memelihara burung sebagai penjaga rumah. Sebutan burung untuk satpam ketika pemilik rumah berpergian. Semua itu menunjukkan kedekatan manusia dengan burung peliharaannya. Hobi memelihara burung setidaknya berkaitan dengan dua hal. Pertama, memelihara burung identik dengan budaya patriarki dalam masyarakat. Budaya tersebut menyebutkan bahwa laki-laki yang berhasil itu memiliki kukila, dapat diartikan burung. Lebih lanjut, kukila tersebut berarti kesenangan atau kesukaan. Ada hal yang disukai. Sehingga, dalam konteks saat ini. Pemaknaan kukila dapat berarti hobi. Hobi tentu tidak hanya memelihara burung. Akan tetapi, keberhasilannya adalah dengan memelihara burung. Dimana burung dapat dikaitkan dengan kepercayaan tertentu. Kedua, hobi memelihara burung dekat dengan perasaan gembira, dimana ada relaksasi. Dengan menikmati burung dalam sangkar, pemelihara burung berupaya membebaskan rasa penatnya dan berupaya kembali menjadi lebih peka dengan hal sederhana. Cara pandangan dan fokus hidup dapat dikelola kembali ketika memelihara burung. Ada nilai hidup yang akan diasah ketika diperhadapkan dengan persoalan hidup. Dalam hal itu, memelihara burung menjadi jeda sebelum konflik atau ketegangan selanjutnya.

Dalam memelihara burung juga ada penemuan perasaan bahagia dan bentuk kepekaan hati. Rasa senang itu sebagai jeda dari rutinitas yang membosankan. Kepekaan hati dapat berjumpa dan mengolah bahasa dari burung. Ketika haus, lapar, dan musim kawin. Kepekaan itu juga berkaitan dengan relasi ketika burung peliharaan sudah menjadi jinak dengan pemiliknya. Dampak positif dari memelihara burung dapat berkaitan dengan peluang ekonomi serta potensi pelestarian burung di alam. Ketika memelihara burung, ada ketakutan ketika burung nanti punah. Itu dapat direspon dengan upaya penangkaran burung. Selain itu, ketika berbicara soal potensi ekonomi. Ada kemungkinan membuka pekerjaan berkaitan dengan keperluan pemeliharaan burung. Pemelihara burung, penyedia akses dan fasilitas untuk memelihara burung mendapatkan kesempatan untuk berkreasi dengan cara yang membahagiakan.

Burung bukan lagi hanya sebagai hewan peliharaan, tapi menjadi sahabat pelepas penat. Ketika banyak tuntutan hidup dan keharusan yang harus dilakukan. Hidup dengan memelihara burung menjadikan dekat dengan rasa syukur. Perkembangan pemeliharaan burung secara ekonomi, ekologi, dan sosial dapat memantik seluruh lapisan masyarakat untuk melihat kembali kehidupan. Kehidupan dimana dekat dan berdampingan dengan alam, dalam hal ini burung. Manusia butuh teman, seperti burung sebagai peliharaan, misalnya ketika dalam perasaan penat. Ketika cerita dengan teman tidak mendapatkan respon yang diinginkan, merawat hewan peliharaan tentunya dapat melepaskan kepenatan. Bertemu dengan sesama pemelihara burung juga menjadi potensi menambah sukacita, apalagi ketika pembicaraannya sama dan menyenangkan. Ada potensi untuk relasi terbangun dengan kerja sama dalam berbagai wujud.

Memelihara burung tentu tidak bisa lepas dari pro dan kontra. Ketika diperhadapkan dengan beberapa jenis burung mulai punah. Seolah memelihara burung menjadi kekejaman tersendiri. Burung yang seharusnya bebas, justru malah dikurung dan dijual belikan demi kesenangan manusia semata. Seolah manusia lebih berkuasa dan dominan dibandingkan dengan hewan. Akan tetapi, tentu terdapat pandangan lain dimana memelihara burung menjadi cara menyelamatkan burung dari krisis alam. Dimana, dalam rantai makanan, burung juga memiliki pemangsa yang berbahaya. Dengan demikian, ketika memelihara burung dengan berbagai kepentingan dan pemahaman, terjadi kultur dengan pengisian nilai-nilai yang dihidupi. Untuk itu, memelihara burung menjadi hobi yang berkembang sebagai kultur masyarakat dengan berbagai anggapan. Sehingga pentingnya kepekaan hati, bahwa burung bukan hanya peliharaan saja. Burung sebagai subyek, juga sebagai kawan dalam menjalani kehidupan. Itu akan memunculkan pandangan yang setara dalam memelihara burung untuk keberlangsungan bersama.

Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang menyukai hewan peliharaan. Ketika berkunjung ke rumah tetangga, hampir dipastikan mememiliki hewan peliharaan. Burung menjadi salah satu hewan peliharaan yang sering ditemukan. Secara psikologis, hal ini dapat menunjukkan kecintaan manusia Indonesia dengan binantang, termasuk dalam hal berelasi secara komunal. Pembicaraan mengenai hewan peliharaan dapat mudah ditemui, entah sebagai tabungan atau hanya kesenangan saja. Hewan peliharaan bisa memiliki berbagai fungsi dalam masyarakat. Kecenderungan secara komunal memelihara hewan, terutama burung dapat menjadi potensi. Dimana perjumpaan itu bisa produktif dan inovatif untuk berkreasi memanfaatkan konteks lokal. Ada penghargaan dan nilai pada alam yang dilindungi serta diperhatikan. Namun bisa pula menjadi ancaman, ketika memelihara hewan dengan merusak ekosistem. Ada pemburuan hewan liar serta pemanfaatan untuk dijual demi kepentingan ekonomi. Ketika tidak seimbang, tentu dapat merugikan. Dimana hewan bebas menjadi terancam keberadaannya, bisa menjadi punah ketika tidak direspon dengan tepat.

Sangat diperlukan kedewasaan dalam memelihara burung dan berbagai hewan peliharaan lain. Ketika memelihara burung tidak hanya menjadi hobi, tapi sudah menjadi kultur. Ada kemungkinan untuk terus berkreasi. Daya kreasi dalam memelihara burung itu akan berdampak pada potensi ekonomi, termasuk perilaku dengan produktif dan berjangka panjang. Karya dan kreasi dapat muncul dalam bentuk inspirasi ketika memelihara burung. Dalam konteks ini, memelihara burung menjadi jalan kontemplasi untuk melakukan eksplorasi diri dan menghayati kekayaan konteks, terutama alam dalam keberlangsungan kehidupan. Ketika ada pandangan seperti itu, alam dan potensi yang ada dapat menjadi teman seperjalanan hidup manusia tanpa merasa ada eksploitasi. Karena kemampuan memelihara burung sangat diperlukan. Memelihara burung harus memperhatikan keberlangsungan hidup burung dan kebutuhan, bukan hanya keinginan supaya burung sesuai dengan harapan. Jika hanya berdasarkan keinginan, tentu potensi untuk merusak keseimbangan alam akan lebih besar, bukan hanya itu. Ada keterancaman burung jenis tertentu dapat menjadi punah. Memelihara burung bukan hanya menjadi hobi dan pelepas penat saja. Pertimbangan mengenai relasi yang setara antara burung dan manusia menjadi perlu diperhatikan. Termasuk memperhatikan bagaimana keberadaan burung di alam bebas, dimana rumah tempat tinggal mereka yang sudah beralih fungsi. Untuk itu, menjadi penting untuk memperhatikan memelihara burung sebagai kultur pelestarian.

                                                                                                                                Godean, 18 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun