Pasang Susuk
Cerpen Yudha Adi Putra
"Sekarang, banyak cewek yang mau penampilannya muda terus. Cantik terus," ujar Yanto.
        "Itu bisa jadi kesempatan untuk berbisnis. Kau mau kerjasama dengan aku tidak ?" lanjutnya.
        Siang itu, Yatiman sedang asyik membaca koran. Ia tidak mempedulikan omongan sahabatnya itu. Kedua pemuda itu bersahabat sejak kecil. Yanto bekerja sebagai buruh bangunan, tapi kontraknya sudah habis. Yatiman sendiri masih pengangguran. Mereka tinggal di mengontrak di suatu rumah. Siang itu Yatima baru bangun dan berniat membaca koran, tapi datang seorang perempuan.
        "Mas, selamat siang. Apa benar ini rumah Ki Yanto ?" tanya perempuan itu ramah.
        "Saya mau pasang susuk. Kalau pakai emas berapa ya ?" lanjutnya.
        "Susuk apa ? Tidak ada pasang susuk di sini. Salah alamat mungkin. Mending kamu pergi sekarang, saya mau baca koran," ujar Yatiman.
        "Susuk biar tambah cantik dan awet muda, Mas. Benar di sini alamatnya, tadi saya sudah tanya dan admin sudah membagikan lokasi lewat gawai. Mas ini siapa ?" perempuan berbaju merah tak mau menyerah.
        "Mbak, di sini bukan tempat pasang susuk." Yatiman mulai jengkel.
        "Tapi, benar di sini alamatnya, Mas. Mas bagaimana sih ?"