Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Urgensi Etos Kerja

2 November 2022   16:00 Diperbarui: 2 November 2022   16:01 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bekerja dan berkarya membutuhkan profesionalisme, bukan hanya sebagai identitas. Keberadaan profesionalisme menjadi upaya untuk mengembangkan aktualisasi diri secara optimal. Seorang profesional memiliki keteguhan dan etos kerja, bahkan ketika diperhadapkan dengan institusionalisme. 

Inilah persoalan penting dalam etos kerja. Ketika bekerja, tentu akan bersinggungan dengan institusi atau komunitas dalam berbagai bentuk. Entah sebagai wadah untuk berkarya atau menjadi naungan dalam bekerja. Keberadaan institusi akan menjadi persoalan ketika orientasinya tidak bisa dikritik. 

Dalam artian, akan ada kecenderungan memiliki etos kerja lemah profesionalitas karena lebih mengutamakan insitusi. Keberadaan insititusi memang memiliki kebijakan tertentu, akan tetapi penghargaan akan etika profesi juga perlu. 

Dalam hal ini, insititusi tidak boleh melanggar batasan dalam ranah profesionalisme. Seorang profesional memiliki kemandirian dan integritas sebagai bagian dalam proses etos kerja. Itu semua tidak boleh diganggu oleh kepentingan institusi. Profesionalisme dalam etos kerja akan membantu dalam mengkritisi kecenderungan insitusi. 

Maka dari itu, untuk merespon keengganan dalam bekerja yang berdampak pada penurunan produktivitas perlu profesional untuk bertindak. Profesional berarti memiliki kemandirian dalam etos kerja yang membawa daya transformatif.

Produktivitas dan Urgensi Etos Kerja

Merefleksikan fenomena bekerja dan etos kerja merupakan bagian penting dalam evaluasi produktivitas. Bekerja bukan hanya menjadi urusan personal dimana bisa atau tidak dalam bekerja. Akan tetapi, dalam bekerja berkaitan dengan etos kerja dan urgensinya. 

Etos kerja memiliki daya tersendiri dalam mendukung adanya produktivitas kerja. Melalui pendekatan profesinalisme, orientasi bekerja akan tertuju pada kompetensi dari manusia bukan pada legalitas institusi. Legalitas institusi memang perlu sebagai wadah dan evaluasi dalam bekerja. 

Akan tetapi, keberadaannya tidak boleh membatasi profesionalisme. Ketika profesionalisme terbatas oleh insititusionalisme, tentu akan berdampak pada kerendahan etos kerja. Dalam etos kerja sendiri terdapat nilai daya saing, kreasi, kemandirian, inovatif, dan tentunya produktivitas kerja. 

Persoalan kerja merupakan ranah pribadi dengan etos kerjanya, namun implikasinya menjadi persoalan komunitas. Ketika etos kerja dalam aktualisasi diri tidak jujur, tentu akan membentuk iklim kerja yang tidak sehat. Iklim itu akan menjadikan produktivitas menurun. 

Produktivitas menurun sebagai refleksi generasi muda dalam bekerja, terutama ketika diperhadapkan dengan fenomena keengganan bekerja merupakan bentuk persoalan etos kerja dalam iklim kerja yang tidak sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun