Pengalaman Belajar Mandiri : Mengenal dan Meintegrasikan Semangat Handarbeni dalam Belajar
Â
Karya @perlukuan
Yudha Adi Putra
Â
Pengantar
Â
Ketika berbicara soal pengalaman dan refleksi, tentu berkaitan dengan momen yang memberikan kesan tersendiri. Dalam tulisan ini, saya mencoba melihat kembali apa yang menjadi pengalaman belajar saya ketika di rumah.Â
Pengalaman belajar yang saya alami tentu berkaitan dengan konteks hidup saya. Saya pemuda desa yang hidup dalam konteks masyarakat Jawa di Sleman. Keberadaan masyarakat desa menjadi gambaran konteks dimana saya belajar. Saat ini saya mahasiswa semester 6 di Fakultas Teologi UKDW. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan metode daring. Ini menjadi momen tersendiri dan memberikan implikasi pergumulan yang menarik bagi saya.Â
Belajar secara daring menurut saya menuntut kemandirian dalam proses pembelajarannya. Kemandirian ini berkaitan dengan pemahaman mengenai materi pembelajaran hingga upaya untuk peka terhadap permasalahan yang dialami oleh sekitar saya. Dalam belajar dan mengupayakan proses pembelajaran menuju yang lebih baik lagi, saya menemuka beberapa permasalahan. Hal ini menjadi pijakan dalam saya merefleksikan pengalaman saya belajar secara mandiri. Latar belakang masalah apa yang saya dihadapi itu berkaitan erat dengan kondisi rumah saya. Saya hidup bersama orangtua saya dan adik saya. Ini menjadi gambaran dalam rumah, ada 3 generasi dalam 1 rumah. Dalam hal ini saya melihat cara hidup dan cara belajar tentunya akan sangat berbeda. Keberadaan 3 generasi yang ada di rumah ini menjadikan konteks belajar saya beragam.
Â