Budaya(kan) Membaca, Membaca(kan) Budaya : Upaya Melihat Peranan Praktis Generasi Muda dalam Merespon Keberagaman Budaya IndonesiaÂ
Oleh @wong_ngarettÂ
PengantarÂ
Generasi Muda dengan Budaya Barunya Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia dalam masa kini mengalami krisis karena berbagai macam sebab. Salah satu sebabnya adalah faktor globalisasi dan keberadaan generasi muda yang cenderung lebih menyukai budaya asing. Generasi dapat menyukai budaya asing karena dalam banyak media menampilkan bahwa kebudayaan asing itu keren dan kebudayaan lokal terlihat kuno dan jauh dari kemajuan. Hal ini merupakan awal keresahan penulis terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. Belum lagi, dalam berbagai macam dinamika generasi muda terdapat "kebudayaan baru" yang cenderung memperlihatkan kekerasan.
Kekerasan yang membudaya dalam generasi muda ini terjadi dalam berbagai bentuk. Kekerasan menurut Bourdieu, bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikologis (jiwa), kekerasan struktural, atau bisa pula kekerasan ide, wacana, bahasa, maupun bentuk-bentuk simbolik lainnya . Kekerasan yang menjadi budaya baru bagi generasi muda ini dapat dilihat dengan banyaknya kasus tawuran dan kekerasan remaja di tengah pandemi. Selanjutnya, generasi muda juga hidup dalam tantangan baru.
Tantangan era digital dengan berbagai perubahan dan perkembangan teknologi komputerisasi serta komunikasi menjadi konteks hidup masa kini. Berbagai dinamika ini tentunya akan semakin menggeser nilai-nilai budaya lokal bangsa Indonesia. Sehingga perlu gagasan maupun refleksi terkait perkembangan kebudayaan dengan konteks dinamika pemuda masa kini. Hal ini penting untuk menghindari generasi muda yang krisis identitas akan siapa dirinya dan bagaimana kebudayaan daerahnya. Dengan harapan itulah, penulis menulis esai ini.Â
Melihat Kebiasaan dan MengubahnyaÂ
Untuk merespon berbagai macam perilaku generasi muda yang semakin tidak mencintai budayanya sendiri serta ketidakpedulian terhadap berbagai macam kelestarian budaya lokalnya perlu melihat bagaimana kebiasaan generasi muda. Kebiasaan menjadi dasar  yang penting dan menentukan, terutama dalam 7 kebiasaan yang efektif.
Kebiasaan itu dapat memberikan banyak pengaruh, apalagi dalam harapan untuk memiliki kontribusi terhadap kelestarian budaya. Sebagai contoh, penulis melihat dalam keseharian tentunya akan banyak generasi muda, bahkan yang berkuliah itu lebih senang terhadap berbagai macam lagu-lagu barat. Kecintaan generasi muda terhadap lagu barat ini dengan berbagai macam alasan, terutama alasan yang menyatakan bahwa lagu-lagu barat itu lebih keren. Jika ditanyakan atau diajak untuk membahas lagu-lagu daerah, biasanya generasi muda akan menolak atau cenderung tidak nyaman. Hal ini karena lagu daerah dalam kebiasaan generasi muda tidak memiliki nilai atau gengsi yang tinggi.
Tanpa disadari, generasi muda juga mengalami degradasi terhadap nilai dan permaknaan berbagai kekayaan lokal di daerahnya. Dalam merespon fenomena ini, menurut penulis menjadi penting untuk melihat kembali, apakah benar lagu daerah itu tidak sekeren lagu barat ? apakah benar kehidupan harus sesuai dengan gensi ?. Atau mungkin saja generasi muda hanya belum mengenal apa yang menjadi makna dalam berbagai macam lagu daerah. Untuk pengenalan dan mengubah kebiasaan ini dapat diterapkan 7 kebiasaan efektif dengan kaitan yang relevan dalam konteks kecintaan terhadap budaya lokal.Â
Kebudayaan dengan KeramahanÂ