Mohon tunggu...
Huzer Apriansyah
Huzer Apriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pada suatu hari yang tak biasa

Belajar Menulis Disini

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Selamat Indonesia, Salute untuk Thailand dan Lupakan Malaysia

13 November 2011   16:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:43 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_142029" align="aligncenter" width="650" caption="Pasukan Thailand harus pulang dengan wajah lesu/doc@huzera"][/caption]

Laga klasik Indonesia kontra Thailand berujung dramatis. The war elephants terpaksa “angkat koper” lebih dulu dari arena Sea Games. Indonesia memastikan satu tiket di semi final. Kita semua menjadi saksi bahwa sejarah baru terukir oleh garuda muda. Setelah tak pernah menang dari Thailand di ajang sea games sejak 1993, akhirnya rekor baru terukir.

Tiga gol Titus Bonai, Patrich Wanggai dan Ferdinan Sinaga serta satu gol balasan dari Rangsiyo menjadi pewarna pertandingan ini. Garuda muda 3, gajah perang 1. Menilik permainan selama 90 menit, meski Thailand harus mengakhiri pertadingan dengan 9 pemain. Namun ketegangan tetap tersaji di SGBK. Meski kalah jumlah pemain tetap saja ini Thailand, Bung ! Mereka bertempur habis-habisan. Sempat menyamakan kedudukan, kitapun tegang. Beruntung keceriaan bermain garuda muda akhirnya menghentikan langkah-langkah gajah.

Tulisan mungil ini coba menilik pertandingan dari sudut opini sederhana saya yang tak terlalu paham seluk beluk teknis sepakbola. Tulisan ini juga tak lahir dari pengamatan langsung di SGBK karena saya “cedera”, serangan flu berat menggagalkan langkah ke GBK. Lewat bantuan layar kaca, tulisan ini hadir. Semoga tetap berkenan, salam !

Salute untuk The War Elephants

Terlepas dari kebahagian kita merayakan kemenangan garuda muda. Perkenankan saya menyampaikan rasa salute untuk tim “Gajah-gajah perang” ini. Layaknya mitos gajah perang, mereka berjuang sampai titik darah penghabisan mengantarkan para ksatria mereka berperang. Tak peduli kulit tebal mereka tertusuk panah. Tim sepakbola Thailand membuktikan itu.

Mengapa salute ? paling tidak ada dua alasan hingga rasa salute itu hadir bagi pasukan Prapol Pongpanich ini.

[caption id="attachment_142031" align="aligncenter" width="433" caption="Timnas U-23 Thailand gagal menghibur korban banjir di negerinya/source :newscircle.co.uk"][/caption]

Pertama, beberapa pemain Thailand yang berlaga sebenarnya ada dalam rasa gundah. Rumah mereka terendam banjir, bahkan Rangsiyo sang kapten menyatakan usai laga kontra Malaysia, bahwa pikiran mereka terpecah, karena khawatir dengan rumah dan keluarga mereka.

Sebagaimana kita ketahui, Thailand memang sedang menghadapi bencana nasional berupa banjir, Ibukota Thailandpun tergenang banjir di mana-mana. Sungguh beralasan kalau pemain itu mengkhawatirkan sanak saudara mereka. Namun, dengan kondisi yang ada itu, mereka tetap tampil menggebu dan luar biasa. 15 menit pertama pertandingan, Thailand mendominasi, dua peluang emas mereka dapat, untung saja Kurnia Meiga tampil gemilang.

The Nation, situs berita Thailand juga memberitakan bahwa timnas U-23 sangat ingin memberikan hiburan bagi korban banjir Thailand melalui aksi mereka. Sayang mereka harus kehilangan satu pemain ketika Theeraton Bunmath (15) harus menerima kartu merah kedua usai mengganjal Andik Vermansyah.

Kedua, perjuangan pasukan gajah perang ini tak surut bahkan mereka mampu menyamakan kedudukan di awal babak kedua. Kalah jumlah pemain tak membuat mereka menyerah terus saja menekan. Bahkan ketika mereka juga harus kehilangan satu pemain lagi Ekkasit Chaubut yang kena kartu merah. Mereka tetap menekan, sampai akhirnya gol Ferdinan Sinaga menuntaskan perjuangan mereka.

Kagum juga melihat anak-anak Thailand ini berjuang sampai menit terakhir. Tak lelah, tetap berusaha meski asa mulai menipis seiring waktu 90 menit yang akan berakhir. Tak ada kata kalah sebelum pluit ditiupkan itu yang saya rasakan dari perjuangan The war Elephants.

Bermain dalam gundah akan bencana dan semangat menghibur rakyat Thailand serta perjuangan tanpa henti sepanjang laga rasanya patut jadi alasan untuk memberikan rasa salute pada mereka.

Selamat the war elephants, meski kalian kalah tapi saya percaya rakyat Thailand akan bangga pada daya juang dan semangat kalian ! Mudah-mudahan korban banjir Thailand bisa terhibur dengan prestasi atlet Thailand dari cabang lain. Semoga !

Senang Menatap Garuda Muda Bermain dengan Ceria

Pertandingan yang berlangsung alot dan dramatis namun garuda muda bisa tampil baik dan penuh keceriaan. Dua dari tiga gola yang lahir adalah hasil kerjasama ciamik. Gol pertama kerjasama segitiga, Andik Vermansyah, Kipuw dan berujung dengan sepakan Tibo. Lalu gol ketiga hasil olah bola Tibo, Patrich dan berakhir dengan sepakan Ferdinan Sinaga.

Di tengah tensi yang berlangsung tinggi pasukan RD tak nampak emosional, hanya Diego Michels saja yang nampak emosi saat Andik diganjar Ekkasit Chaubut. Selebihnya pemain tampak santai dan ceria. Bahkan tatkala wasit menunjuk titik putih usai Abdul Rahman mengganjal Sarah Yooyen (8) tak ada reaksi emosional berlebihan dari pemain timnas kita. Hal ini mungkin keberhasilan coach RD mewanti pasukannya untuk tidak terpancing emosi seperti ketika kontra Singapura.

Okto, Andik, Egi, Patrich, Tibo, Kipuw, Gunawan, Kurnia Meiga, Hendro Suswanto Diego Michels dan Abdul rahman tampak begitu ceria melalui laga ini, santai tapi tetap dalam konsentrasi penuh.

Keceriaan mereka dilengkapi dengan semakin berkurangnya ego individu pemain kita. Okto tak nampak berlama-lama dengan bola, begitupun dengan Tibo, puncaknya adalah ketika Patrich Wanggai yang memiliki ruang tembak, tapi memilih mengumpan bola pada Sinaga yang berdiri lebih terbuka dan bebas. Lahirlah gol ketiga dari aksi unselfish ini.

Semoga saja hal ini bisa berlanjut hingga ke final. Sekali lagi bahwa sepakbola adalah permainan tim bukan individu. Pokoknya senang dan selamat untuk garuda muda. Kemenangan ini membuktikan kedewasaan dan mental kalian ! SELAMAAT !

[caption id="attachment_142032" align="aligncenter" width="650" caption="Selamat Garuda Muda/doc@huzera"][/caption]

Kalaulah harus ada catatan kritis mungkin pada finishing touch striker kita. Meski telah mengoleksi 11 gol, namun bisa dilihat bahwa lini depan kita belum benar-benar “sempurna” dalam penyelesaian akhir, keterburu-buruan dan akurasi kerap jadi kendala. Satu lagi peluang bola mati kita belum mampu dimaksimalkan. Terlepas dari gol cantik Patrich Wanggai melalui tendangan bebas saat Indonesia kontra Kamboja, setelah itu kita belum melihat aksi sejenis. Mungkin coach RD perlu memiliki satu algojo bola mati yang handal.

Tatap Semifinal, Lupakan Malaysia

Sebuah laga prestisius sarat gengsi masih tersisa bagi timnas garuda muda. Laga kontra Malaysia. Sejarah duel dua tim ini selalu ada drama di dalamnya. Kita masih ingat tatkala timnas senior dikalahkan Malaysia di final AFF dengan agregat 4-2. Luka itu masih tersisa. Tentu ada keinginan membalas itu. Tapi apa perlu ?

[caption id="attachment_142033" align="aligncenter" width="650" caption="Lupakan Malaysia, Fokus Semifinal saja !/doc@huzera"][/caption]

Kalau merujuk strategi rasanya kita perlu “melepas” laga ini. Hasil imbang saja rasanya sudah cukup. Jika kita ngotot menghadapi Malaysia yang masih punya kemungkinan dikejar Singapura, tentu akan sangat beresiko bagi kita. Kehilangan pemain karena cedera atau kartu sangat mungkin terjadi dalam sebuah duel klasik sarat emosi. Ditambah lagi dengan atmosfer GBK yang bisa memancing emosi pemain kita sendiri.

Di sisi lain ini kesempatan bagi Rahmad Darmawan untuk memberi kesempatan pemain yang belum tampil selama ini. Yongki Ariwibowo, Yericho dkk yang belum banyak menngecap laga, perlu diberi kesempatan toh ini ada baiknya juga untuk tim kita. Istirahat yang lebih panjang untuk starter dan menambah jam terbang bagi pemain cadangan.

Memang laga kontra Malaysia tentu sarat emosi, tapi haruskah kita mengikuti emosi ? rasanya demi tujuan yang lebih tinggi kita perlu meredam emosi itu. Dengan tim cadanganpun saya pikir tak akan mudah bagi Baddron dkk untuk mengalahkan garuda muda. Apalagi beban berat ada di pundak mereka bukan pada kita.

Tapi semua terpulang pada coach RD bagaimana melihat pertandingan kontra Malaysia nanti. Semoga yang terbaik saja yang akan diberikan pasukan Garuda Muda…

***

Pada akhirnya rasa kagum dan senang tentu hadir di benak rakyat Indonesia yang haus prestasi dari tim sepakbolanya. GBK saya jamin akan penuh sesak kala kita melakoni laga semifinal nanti, Mediapun akan makin gencar “mengejar” bintang-bintang garuda muda. Semoga semua tak membuat kita goyah. Tetap fokuslah garuda muda, jalan kita masih separuh. Mari lalui separuhnya lagi dengan tarian penuh keceriaanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun