[caption id="attachment_376591" align="aligncenter" width="288" caption="ilustrasi hujan di Bekasi, sumber: Ist"][/caption]
Memasuki musim hujan yang segera datang, sejumlah titik-titik yang menjadi langganan banjir di wilayah bekasi memasuki status siaga.
Namun, hal ini justru membuat takut para warga Bekasi. Pasalnya, drainase di sejumlah kota Bekasi masih belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho membenarkan hal tersebut. Menurut data di kuartal pertama tahun 2014, penangan banjir, masih dilakukan oleh Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) yang sifatnya ad hoc.
Hal tersebut semakin ironis, karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi masih belum terbentuk secara maksimal. Padahal, kota Bekasi menjadi salah satu pusat yang harus diperhatikan jika banjir meluap. Pasalnya, beberapa pusat industri dan penopang ibukota DKI Jakarta agar tidak terkena arus terutama air yang mengalir dari Bendungan Jatiluhur ke wilayah timur jakarta.
Banjir selalu dianggap pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai dengan tiap tahunnya, terlebih menghabisi anggaran. Liat saja, Kepala Bidang Tata Air Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Dicky Irawan bahkan berencana meminta dana hibah kembali ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Alasannya, dana hibah Rp 250 miliar yang sudah diajukan Wali Kota Bekasi dianggap kurang, dimana sebelumnya pemerintah kota Bekasi menerima Rp 50 miliar.
Seharusnya pemerintah bertindak cepat dan mempunyai regulasi yang tepat dalam penanganan bencana banjir. Sehingga dampak dari bencana ini dapat ditangani sebaik mungkin dan tidak menjadi PR dari tahun ke tahun.
sumber: berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H