Mohon tunggu...
Selena Gomez daily
Selena Gomez daily Mohon Tunggu... Lainnya - akun fanbase Selena Gomez

Update tentang Selena Gomez

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"The Social Dilemma" Film yang Menggambarkan Kondisi Pengguna Media Sosial Seperti Sekarang

15 Juli 2021   06:53 Diperbarui: 15 Juli 2021   07:05 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus yang sama kerap ditemukan di negara bagian barat dimana perundungan melalui online terjadi secara masal yang mengakibatkan korban cyberbullying merasa tertekan hingga mengganggu kesehatan mentalnya. Cyberbullying yang paling sering terjadi di negara bagian barat adalah masalah ras dimana masih menganggap bahwa kasta kaum berkulit putih lebih tinggi dari pada kaum berkulit hitam. Begitu juga dengan kasus lain yang mana menganggap orang-orang dari Asia sebagai pembawa virus yang dimulai ketika masa kepemimpinan Presiden Donald Trump yang menyebut pandemi COVID-19 sebagai virus China atau kung flu sehingga memunculkan gerakan anti-Asia. Sejatinya perilaku cyberbullying kerap kali terjadi melalui berbagai platform media sosial, hanya saja tidak begitu parah seperti yang terjadi melalui platform Instagram karena platform ini lebih sering menonjolkan foto fisik korban yang dibully. Twitter sering kali menjadi ajang untuk saling merundung satu sama lain terkait perbedaan pendapat melalui sebuah cuitan yang dapat menggiring opini publik untuk melakukan perundungan kepada korbannya.

Pada dasarnya tidak ada satupun media sosial yang benar-benar memberi jaminan keamanan bagi para penggunanya. Setiap pelaku perundungan pasti ada di berbagai macam platform media sosial tanpa mengenal waktu tentunya. Selain dampak cyberbullying yang kerap kali menyerang korbannya, media sosial juga kian hari kian banyak menyebarkan informasi yang tidak relevan disertai sumber yang jelas, seperti penyebaran hoax yang terjadi di masa pandemi seperti sekarang ini. Penyebaran hoax ini biasanya lebih mudah ditemukan melalui pesan-pesan berantai di WhatsApp, serta melalui postingan seseorang yang berada di Facebook kemudian di screenshot dan disebarkan melalui media sosial lainnya. Contoh sederhana tentang opini negatif oknum yang mengarang tentang "vaksin yang berbahaya bagi tubuh manusia, jika manusia tersebut telah melakukan vaksinasi pasti akan meninggal." Faktanya, vaksinasi dapat mencegah dan membentengi diri dari penyebaran virus COVID-19. Pesan-pesan seperti inilaj yang menyebabkan munculnya perasaan khawatir yang berlebihan tentang adanya pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan imun menjadi drop karena memikirkan tulisan palsu yang pembaca temukan. Maka dari itu, solusi yang dapat diterapkan oleh pemerintah adalah untuk sesegera mungkin memberi tindakan tegas terhadap oknum yang tidak bertanggung jawab agar memberikan efek jera serta pelajaran hidup yang berharga tentunya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pemerintah juga dapat mempersiapkan tenaga dari kominfo untuk selalu bersiap siaga agar sigap dalam memblokir dan menghapus postingan yang menyebarkan berita palsu tersebut serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengecek kembali tentang apa yang mereka baca sebelumnya, demi mencari keakuratan data sebelum menyebarluaskannya melalui berbagai macam media lain.

Selain dalam penanganan kabar palsu atau hoax, pemerintah khususnya dalam bidang komunikasi dan informasi juga dapat menyiagakan diri atau menambah personil dalam polisi siber untuk secepat mungkin menghapus dan memblokir akun yang sering melakukan ujaran kebencian kepada siapapun demi menjaga iklim media sosial Indonesia agar penggunanya selalu merasa aman dan nyaman ketika ingin memposting sesuatu, tanpa memikirkan adanya perundungan di hari yang akan mendatang. Serta melakukan sosialisasi peninjauan kepada pengguna sosial media tentang bahaya perundungan bagi kesehatan mental orang lain. Meskipun terbilang rumit untuk mengatasi permasalahan ini, penulis berharap setelah membaca tulisan ini menyadarkan para pelaku perundungan agar berhenti melakukan perundungan demi terciptanya rasa aman dan damai dalam sosial media. Salah satu tindakan penting yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia adalah menjamin keamananan dari data krusial penggunanya untuk menghindari kebocoran yang menyebabkan kekhawatiran dan rasa tidak aman oleh penggunanya untuk menggunakan media sosial.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini membawa beragam dampak negatif bagi para penggunanya. Selain dampak negatif, kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi juga membawa ratusan, bahkan ribuan dampak positif bagi para penggunanya. Dalam film The Social Dilemma juga menyebutkan beragam sisi positif yang ditimbulkan dari adanya media sosial diantaranya seperti kemudahan pencaharian berbagai macam informasi secara detail, kemudahan berkomunikasi dengan siapapun dan kapanpun tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya hanya dengan mengandalkan koneksi internet saja.

"Nothing vast enters the life of mortals without a curse." --- Sophocles

Nama               : Muhammad Abu Yusuf Al Bakry

NIM                  : 1900030231

Mata Kuliah  : Teknologi Informasi dan Komunikasi (E)

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan 2019

Daftar Rujukan:

Kompas, BBC, Liputan 6, Netflix, Whats-on-Netflix

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun