Pada dasarnya, setiap manusia yang lahir di bumi dilengkapi dengan kemampuan dan kelebihannya masing-masing. Masing-masing manusia tersebut memiliki kelebihan dalam berbagai bidang, contohnya dalam bidang menggambar, bidang bermusik, bidang bersosialisasi, hingga mahir dalam bidang perdagangan atau marketing. Anugerah yang diberikan Tuhan tersebut haruslah diasah serta dikembangkan, agar semakin menguasai anugerah yang diberikan. Kelebihan yang dimiliki manusia tersebut juga dapat dipelajari oleh pribadi lainnya, seperti mempelajari bagaimana cara menggambar dengan baik, belajar bagaimana memainkan alat musik dengan benar, hingga belajar untuk berani berbicara atau bersosialisasi di depan orang lain.
Seiring berkembangnya zaman, internet telah menjelma menjadi sebuah jembatan dari keseluruhan informasi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia, contohnya keinginan untuk mengembangkan usaha berbisnis hingga sarana yang dapat digunakan untuk belajar mengembangkan kelebihan yang tidak dimilikinya. Dibalik sebuah karya yang dihasilkan dalam media internet, seperti di upload melalui website pribadi, YouTube, TikTok, Instagram, Facebook dan lain sebagainya merupakan sebuah kreasi dari sang konten kreator. Konten kreator merupakan seseorang yang memiliki andil penuh berupa penyebaran sebuah informasi, hasil pemikiran, ide kreatif, serta pembuatan sebuah karya pribadi yang disebar dalam berbagai platform media sosial secara luas. Di era teknologi yang maju seperti sekarang ini, konten kreator memegang hak penuh atas pemasaran dan penentuan target konsumen ditangan sang pembuat konten tersebut. Jika dulu sebelum internet mengalami perkembangan yang pesat seperti sekarang ini, seorang konten kreator hanya dapat ditemukan dengan mudah dalam sebuah perusahaan stasiun televisi atau stasiun radio yang kontennya ditentukan dan dibatasi oleh sebuah instansi agar dapat ditonton atau didengarkan oleh khalayak luas, seperti diberlakukannya penyensoran untuk sebuah acara televisi hingga pemilihan sebuah kata agar tidak menimbulkan pertikaian antar suku, ras, agama.
Seorang konten kreator dapat menggunakan banyak platform media sosial untuk menyebarkan konten yang mereka buat. Untuk menjadi seorang konten kreator juga tidak tidak harus berasal dari  kalangan public figur saja, tetapi siapapun dapat menjadi seorang konten kreator dengan syarat memiliki ide dan pemikiran orisinil tanpa melakukan plagiarisasi terhadap konten milik orang lain. Misalnya sebuah konten bagaimana cara memasak mie instan menggunakan bantuan setrika panas yang dilapisi kertas aluminium foil, cara untuk membuat ayam goreng lezat rendah lemak, atau cara untuk membersihkan sparepart laptop dengan bantuan vacum cleaner mini. Seluruh ide-ide kreatif tersebut dapat menarik perhatian khalayak melalui sebuah platform YouTube maupun TikTok yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi pembuatnya. Selain menciptakan ide-ide kreatif yang orisinil, untuk menjadi konten kreator juga dapat dilakukan dengan cara menciptakan atau menambah sesuatu pada hal baru yang sudah ada sebelumnya. Misalnya melakukan cover lagu, me-review musik, film, alat, hingga melakukan review terhadap sebuah film baru. Selain pembuatan konten yang orisinil atau memperbaharui konten yang sudah ada sebelumnya, seorang konten kreator juga harus memahami target audiens yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia, baik melalui pemilihan bahasa, pemilihan angle kamera yang tepat, suara yang jelas dengan minim noise, hingga penambahan subtitle agar penonton dapat mengerti isi dari video yang ditontonnya.
Konten yang dibuat seseorang tidak hanya berupa video saja, banyak yang dapat dilakukan oleh seorang konten kreator dalam penyampaian ide orisinil yang dimilikinya seperti melalui kanvas dengan membuat sebuah komik hingga novel bergambar yang dapat ditemukan dengan mudah, baik melalui toko buku maupun melalui media internet seperti LINE Webtoon, MangaToon hingga Wattpad yang dapat ditemukan dengan mudah melalui Google PlayStore maupun AppStore. Selain penciptaan novel maupun komik, penggunaan kanvas juga dapat digunakan untuk membuat konten berupa desain grafis yang biasa ditemukan oleh pengguna internet lain, seperti bentuk clip art, poster dan pamflet kreatif yang dapat ditemukan dengan mudah bersebaran di dunia internet. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak sekali contoh poster mengenai bahaya virus corona dan ajakan untuk menerapkan protokol kesehatan sangat mudah ditemukan melalui berbagai macam platform media sosial.
Dalam memposting feed instagram juga diperlukan adanya kreatifitas dalam penciptaannya. Feed dalam instagram biasa disusun sedemikian rupa, mulai dari penciptaan tone warna yang senada, hingga penambahan filter yang biasa digunakan untuk mempercantik tampilan guna menarik khalayak. Selain pemanfaatan dalam bentuk visual, seorang konten kreator juga dapat membuat konten menarik melalui bentuk audio, contohnya seperti mengaransemen lagu sendiri, serta pembuatan podcast. Podcast atau "play-on-demand and broadcast" merupakan sebuah cara baru yang digunakan untuk penyampaian pesan mirip radio melalui sebuah file audio yang harus diputar lewat layanan streaming berupa Anchor maupun layanan streaming musik lainnya seperti Spotify dan Apple Music. Podcast memiliki banyak macam, seperti podcast solo atau individu yang biasanya berisi tentang sesi curhat pemilik konten, atau cerita hal-hal yang dianggap sang kreator menarik bagi pendengar. Selain solo podcast, ada juga podcast yang bertemakan dialog antara dua orang yang tengah melakukan wawancara, seperti podcast dalam akun YouTube milik Deddy Corbuzier . Podcast cocok digunakan untuk menemani waktu malam sebelum tidur, karena penggunanya hanya perlu mendegarkan tanpa menyaksikan layar handphone, sehingga kinerja otak dapat beristirahat setelah melakukan aktivitas seharian.
Konten kreator juga sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam memperkuat identitas perusahaan, membentuk personal branding dan juga dalam bidang marketing. Pemilik perusahaan memilih memasarkan produk atau jasanya melalui bantuan dari konten kreator, seperti penciptaan alur cerita dalam periklanan, pengeditan, bahkan berani membayar lebih kepada konten kreator yang diharapkan dapat menambah nilai jual dari produk yang dipasarkan seperti melakukan endorsment pada konten kreator yang terkenal, atau bahkan mengiklankan konten kreator yang tengah diminati khalayak agar dapat menarik simpati dari penontonnya.
Pengalaman penulis dalam menjadi seorang konten kreator bermula ketika penulis duduk di bangku kelas V SD yang mana konten pertamanya berupa publikasi tulisan karena penulis pribadi sangat suka menulis karangan fiksi yang absurd. Melalui publikasi pertama tersebut, penulis mendapat 102 pembaca dan 9 respon positif meskipun hanya melalui website gratisan milik pribadi. Meskipun tulisan penulis belum rapi dan masih menggunakan bahasa alay pada waktu itu, mlalui website tersebut penulis sering mencurahkan keluh kesah yang ia hadapi selama duduk di bangku sekolah, tak jarang penulis juga menyisipkan cerita fiksi konyol tentang dirinya atau teman-temannya. Lambat laun ketika penulis merasa jenuh menulis melalui website pribadinya, penulis pun mencoba merambah kedalam dunia website yang dapat digunakan untuk mendownload  file berupa video maupun musik. Konten pertama yang dipublikasikan oleh penulis adalah video Scooby Doo berbahasa Hindi tanpa subtitle. Melalui postingan tersebut, penulis mendapat banyak viewers bahkan dari luar negeri dengan total hampir mencapai 450 an. Kemudian sewaktu masuk bangku SMP, penulis beranjak mencoba dunia YouTube, yang mana kondisi iklim dunia YouTube pada era 2013 masih sepi dari YouTubers seperti sekarang ini. Melalui akun YouTube tersebut, penulis mengupload beberapa konten yang berisi tentang video mashup lagu, yang kemudian berakhir dengan penutupan seluruh akun email dan website tiga bulan kemudian. Penutupan akun YouTube tersebut dikarenakan penulis mendapat peringatan somasi dari pencipta lagu aslinya dan mengatakan bahwa akan melaporkan penullis kepada pihak berwajib jika terus melakukan pencampuran lagu. Mulai dari situ, penulis merasa jera dan takut untuk membuat konten YouTube hingga sekarang. Bahkan penulis masih menyimpan surat tersebut dengan rapih dan memajangnya di meja belajar.
Lambat laun, konten media yang beredar luas sekarang ini sangatlah memprihatinkan, terlebih lagi maraknya konten hoax yang bertebaran di media sosial. Terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang ini, kominfo mencatatat bahwa terdapat 554 hoax yang tersebar luas di dunia maya tentang COVID-19 dengan 89 orang yang menjadi tersangka. Terhitung semenjak virus corona mulai menginfeksi banyak warga Indonesia. (18 April 2020, melalui www.cnbcindonesia.com). Dengan adanya kejadian ini diharapkan kominfo agar memberi perhatian lebih kepada pengguna internet untuk segera menindaklanjuti, agar misskom ini segera diatasi. Termasuk juga kasus bullying dan adu domba yang dilakukan oleh beberapa oknum tak bertanggung jawab dengan mempertegas kembali Undang-Undang Cyber yang telah diberlakukan. Kondisi iklim konten kreator Indonesia melalui YouTube juga perlu diberi perhatian khusus, pasalnya banyak sekali konten yang sangat tidak mendidik, menggunakan kata-kata kasar yang tidak cocok untuk ditonton oleh anak dibawah umur, serta adanya indikasi kekerasan yang tersebar luas, termasuk juga konten prank yang bersifat membully korban. Seperti kasus pemberian sembako terhadap waria yang pernah terjadi beberapa waktu silam. Penulis harap, kondisi iklim dunia konten kreator Indonesia banyak yang menonjolkan sisi positif dan mengedukasi terhadap penontonnya, bukannya menghina sesama. Jadi apakah kamu bersedia untuk menjadi konten kreator dengan membawa inovasi konten yang mengedukasi selanjutnya?
Nama        : Muhammad Abu Yusuf Al Bakry
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 1900030231
Mata Kuliah  : Teknologi Informasi dan Komunikasi (E)