Mohon tunggu...
Ley Hay
Ley Hay Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Atma Jaya Yogya

love papua nature :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan ke Tambrauw, Papua Barat : Sesaat di kecamatan Kebar

18 Februari 2014   18:58 Diperbarui: 4 April 2017   16:28 2544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembah Kebar Kebar merupakan salah satu distrik yang berada wilayah kabupaten Tambrauw, sejak berpisah dari kabupaten Manokwari, distrik kebar secara definitif bergabung dengan kabupaten Tambrauw. Distrik ini memiliki banyak hal yang dapat di jumpai mulai dari padang alang alang kebar, lembah kebar, tempat pemandian air panas, gunung jani, jalan arokaria, hutan giawas (jambu biji), lahan pertanian, peternakan sapi, adapula tanaman endemik nya yany disebut ‘rumput kebar’, dan penduduk lokal nya yang amat ramah, selain itu pada era perebutan Irian barat, kebar merupakan wilayah pusat pergerakan papua merdeka yang memiliki banyak kilas sejarah tentang orang papua, namun setelah PEPERA situasi menjadi kondusif dan aktifitas masyarakat pun mulai berjalan stabil. *Perjalanan dari Manokwari Menuju Kebar Pagi ini saya akan melakukan perjalanan ke distrik kebar, setelah mengemasi barang barang bawaan, saya pun langsung menumpangi mobil angkutan yang biasa disebut L 200, mobil angkutan ini biasanya mengakut maksimal sepuluh orang penumpang dengan muatan satu orang di bagian depan bersama sopir, tiga orang penumpang di bagian tengah mobil dan di bagian belakang mobil biasanya empat sampai lima orang penumpang. Perjalanan di mulai setelah melewati SP 1 hingga SP 11, kali kasih, gunug doa,  memasuki distrik mubrani, gunung pasir, sepanjang jalan terdapat beberapa sungai indah yaitu sungai  ijenari dab  asini, setelah melewati sungai sungai tersebut, kami memasuki  kampung pumbuan, jenderauw, inam, ibonari, wasangkon, dan akhirnya tiba di  anjai.yang adalah  ibukota distrik kebar. Dengan menempuh perjalanan kurang lebih lima jam dari kabupaten Manokwari, akhirnya saya bersama penumpang lainnya tiba di distrik kebar. *Jalan Arokaria

Jalan Arokaria Dalam perjalanan ke distrik kebar ternyata saya di kejutkan dengan jejeran pepohonan arokaria yang tertata rapi di sepanjang jalan di kiri dan kanan terdapat pepohonan arokaria dan ternyata pada masa pimpinan Belandadulu, mereka memperkerjakan orang orang pribumi di bidang kehutanan untuk menanam pepohonan ini, setelah mendengar cerita lagi dari kakek saya ternyata bernar“Dulu itu orang orang Belanda memperkerjakan kami menjadi staff mereka untuk menanam pohon pohon arokaria itu dalam rangka proyek reboisasi dan hutan buatan dengan tujuan untuk menjaga ketahanan air tanah dan juga menghindari longsor” kata kakek. Sepanjang jalan arokaria saya melihat burung berterbangan, bermain main di atas pepohonan itu, karena begitu banyak pepohonan arokaria sehingga saya menamakan jalan itu dengan nama jalan arokaria. *Padang Alang Alang Kebar
Padang alang alang Kebar Padang alang alang yang maha luas ini begitu indah, jika gunung bromo terpadat padang safana, di kebar tak kalah saing nya karena di sini kita bisa menyaksikan dengan mata telanjang betapa indah nya pelangi yang membentangi langit dengan campuran warna merah, kuning, hijau nya di hamparan langit luas nan biru, terlihat lagi rusa yang sedang bermain main, berkejaran di sekitar padang alang alang ini. Betapa indah maha karya sang pencipta yang melukiskan keindahan alam di tempat ini, sehingga membuat saya tak ingin beranjak dari tempat ini, terus saja saya menikmati keindah disini. Waktu sorepun tiba, itu berarti sebentar lagi matahari akan tenggelam, suasana seperti itu disebut senjah di sore hari. Setelah menghabiskan waktu sore di padang alang alang kebar, saya pun beranjak pulang ke rumah. *GunungJani Setelah melewati sore kemarin dan melewati dinginnya hawa tadi malam ternyata membuat saya tidak bosan bosan untuk tetap menetap di distrik ini. Pagi ini saya awali dengan menikmati secangkir teh, sambil berjalan keluar rumah saya melihat betapa indahnya kabut putih menyelimuti gunung jani. Saya berhayal sejenak “andaikan saja saya memiliki sebuah rumah yang terbuat dari konstruksi kayu di dataran gunung jani, tiap pagi saya akan berusaha untuk selalu bangun pagi agar tidak terlewatkan pemandangan indah ini. Saya berhayal lagi ketika sedang memainkan saxsafon dan membiarkan mentari pagi membuka hari baru, kicauan burung burung pun mendukung suasana pagi ini”, hayalan yang tinggi namun sangat membantu saya merefresh otak di pagi hari. Gunung jani selain keindahannya adalah tempat bermain ibu semasa kecilnya, saya teringat cerita ibu jika sering bersama kawan kawan sepermainannya saling berkejar kejaran, bernyanyi nyanyi ria, menikmati masa kecil mereka di bawah kaki gunung jani.
Rumput Kebar *Rumput Kebar Tanaman Endemik dari kabupaten Tambrauw yang terkenal adalah rumput kebar, tanaman ini hanya bisa tumbuh di dataran lembah kebar. Rumput kebar memiliki khasiat yaitu untuk mereka para pasutri yang belum bisa memiliki keturunan bisa di konsumsikan. Sejak dulu tanaman ini telah terkenal hingga sekarang pun banyak masyarakat kota yang sering datang ke distrik ini untuk mengambil rumput kebar. *Tempat Pemandian Air Panas Kebar memang lengkap dengan keindahan alamnya, di tambah lagi dengan adanya tempat pemandian air panas membuat nya layak untuk di kunjungi. Tempat pemandian air panas ini dekat dengan ibu kota distrik kebar namun nama kampungnya berbeda. Atai adalah nama kampung tempat pemandian air panas tersebut,  sedangkan nama tempat pemandian air panas dikenal dengan 'kali aremi'. Keindahan alam Kebar, Kabupaten Tambrauw membuat saya terkenang selalu dan sudah seharusnya kita melestarikan lingkungan yang ada dan mencintainya. setelah menghabiskan waktu luang bersama keindahan alam di distrik Kebar, saya pun harus kembali ke Manokwari dan melanjutkan rutinitas seperti biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun