Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kisah Mistis Sangga Buana [1]

28 Januari 2011   06:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari itu, dengan semangat tinggi saya berangkat menuju Sangga Buana, sendirian. Gila yah, ke gunung yang angker berangkat sendirian. Tapi itulah jiwa muda, jiwa yang terkadang menampilkan ego dulu, logika belakangan.

Sampai kaki gunung hari beranjak sore, saya urungkan niat untuk naik sore itu juga. Abisnya takut sih. Saya lihat ke sekeliling, mencari tempat untuk bermalam. Celingak celinguk, hingga akhirnya mata tertumbuk sama saung di tengah-tengah sawah. Nah ini dia tempat yang saya cari, pikirku.

Keadaan saung kosong, lumayan nyaman untuk bermalam. Selain ada bale-balenya, kebetulan juga ada panci untuk memasak. Rezeki nomplok nih. Beras yang saya bawa di ransel saya keluarkan bersama ikan asin sebagai lauk.

Mencari kayu bakar dan air untuk menanak nasi tidaklah susah, banyak ranting-ranting berserakan dan air mengalir dengan deras di selokan, tinggal ciduk. Beres mencari kayu bakar dan air, saya masak nasi dan membakar ikan asin. Hebat yah gue, udah mah cowok idaman, bisa masak pula hahaha…narsis.

Malam bergerak turun, menutupi lembah tempat saya bermalam. Bersamaan dengan itu, nasi dan ikan asin sudah matang. Wuiih wanginya ikan asin itu mak… yang bikin kelojotan cacing-cacing di perut. Tanpa babibu.. saya hajar hidangan mewah itu. Selamat makan….

Abis makan, perut kenyang. Kalo abis minum, perut kembung hehe.. ngerokok dong, biar tambah sip acaranya. Dan secangkir kopi tak lupa saya hidangkan biar lebih menggigit suasana saat itu. Pokoknya mah hidupnya kayak hidup sendirian, tapi nikmatnya kayak hidup berame-rame.

Tiba-tiba… jueger… jleger… suara tubrukan benda berkali-kali memenuhi lembah, gaungnya terpantul berulang-ulang. Breeeeng….bulu kuduk merinding… alamak… apa ini. Ternyata petualang hebat seperti saya, ini masih punya rasa takut… haha cemen tapi sombong.

Biasanya ketakutan yang berulang-ulang dan tidak ada jalan keluarnya, bisa menimbulkan keberanian. Itu pula yang terjadi dengan saya. Mati…mati deh pikir saya saat itu.

Saya ambil kayu yang masih menyala, berjaga-jaga kalau ada sesuatu mendatangi saung tempat saya berlindung. Namun tidak ada satu mahlukpun yang mendatangi, tapi suara tubrukan masih terus terdengar, bahkan begitu dekat.

Lama-lama saya penasaran. Dengan memberanikan diri, saya keluar membawa kayu yang masih menyala. Di luar saya celingak-celinguk ke arah sumber suara. Dan saya lihat ada pohon pisang yang sedang bergoyang-goyang, seperti sedang ditabrak untuk dirubuhkan.

Kayu bakar semakin erat saya pegang dan bersiap-siap dari segala kemungkinan. Tak lama kemudian suara pohon tumbang terdengar. Ternyata pohon pisang itu tumbang. Sepi…..setelahnya, tak ada lagi suara tumbukan. Saat itu adalah saat yang mencekam bagi saya. Perasaan takut terhadap mahluk yang menabrak pisang itu akan datang mendatangi.

Namun sampai lama, saya bersiap-siap tak ada satupun mahluk yang saya takuti datang. Kayaknya bagong [babi hutan] nih, pikir saya. Sialan…... Bikin takut aja. Bilang kek kalo gue bagong yang lagi cari makan hehe…

Bersambung ke....

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/01/28/kisah-mistis-sangga-buana-episode-terakhir/

Cerita Pertama, Perjalanan ke Gunung Sangga Buana bisa diklik disini.

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/01/19/gunung-sangga-buana-yang-penuh-mistis/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun