Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Sini Gak Boleh Beda Pendapat

19 Januari 2011   08:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:24 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Beberapa waktu yang lalu ane nulis tentang suatu daerah wisata. Dimana ane katakan bahwa daerah wisata tersebut tidak indah. Alah ma, ternyata repson yang diterima bikin terkaget-kaget. Orang-orang yang merasa di daerah tersebut dan  orang yang merasa suka terhadap wilayah itu merespon dengan keras.

Saya yang baru bikin blog disini sampe bingung. Kenapa kalo pendapat orang berbeda dengan kita maka kita begitu berang dan pengennya marah. Kalau bisa memukul orang yang berbeda pendapat dengan kita tersebut. Bukankah manusia berpikir, melihat dan mendengar sesuai dengan ilmu yang di dapatnya, kesukaannya, lingkungannya dan berbagai faktor yang mempengaruhi selera dan pola pikir. Jadi wajar dong, jika orang berbeda pendapat dengan kita.

Contoh, bagi orang lain, mungkin botol plastik adalah sampah yang tidak berguna. Tapi bagi pengusaha madura [terkenalnya begitu], malahan menjadi sumber duit yang luar biasa. Kenapa bagi sebagian orang botol plastik itu sampah, karena mereka tidak tahu ilmunya.

Contoh lain, katanya Gusdur atau Nurcholis Madjid itu tahap pemikirannya sudah melampaui zamannya. Jadi kita akan terkaget-kaget kalau membaca atau mendengarkan hasil dari pola pikir mereka. Kenapa dua orang tersebut bisa begitu, sedangkan orang sezamannya tidak. Menurut saya karena kualitas pola pikir mereka berbeda dengan kita.

Dalam pluralisme, memang kita tidak bisa mengharapkan orang akan menerima ucapan dan pemikiran kita. Karena manusia mempunyai berbagai watak dan pola pikir yang macam-macam. Namun kita pun tidak boleh mengabaikan pola pikir mereka diam disitu-situ saja. Kita bertanggungjawab membukakan ide, cara berpikir dan imajinasi agar mereka berkembang.

Maka ane hapus aja tuh tulisan, biar ga jadi perdebatan. Karena kata Nabi "Hindari Perdebatan". Tapi saya akan coba cari jalan lain agar kelestarian penyu tersebut terjaga. Jika satu pintu tertutup, maka pintu lain terbuka..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun